Dari Pasar Senen Sampai Pasar Minggu, Begini Sejarahnya!

Jakarta - Pasar menjadi lokasi yang tepat untuk mendapatkan berbagai kebutuhan sehari-hari, Mulai dari bahan pokok, buah-buahan, sayuran sampai perabot rumah tangga hingga pakaian.
Nah, di Indonesia, banyak sekali pasar tradisional yang masih dikunjungi oleh masyarakat untuk bertransaksi setiap harinya. Namun seiring berkembangnya waktu, pasar tradisional yang terkesan kotor ataupun becek saat hujan sudah mulai berubah menjadi konsep yang lebih nyaman loh guys.
Nah bicara soal pasar nih, di Jakarta dan sekitarnya kita sudah nggak asing lagi mendengar nama pasar dengan nama-nama hari yang kita kenal.
Ya, nama Pasar Senen hingga pasar Minggu hingga kini masih tetap berdiri dan menjadi andalan bagi warga ibu kota untuk berbelanja.
Baca juga: Efek Banjir, Jakarta Punya Pasar Apung Keliling
Dari nama-nama hari itu, yang masih terdengar sampai saat ini adalah Pasar Minggu, Pasar Senen, Pasar Rebo, dan Pasar Jumat guys.
Seluruhnya masih melekat karena kini menjadi nama sebuah daerah. Sedangkan Pasar Selasa, Pasar Kamis, dan Pasar Sabtu, nyaris tak terdengar lagi loh, konon karena terkalahkan oleh nama daerah.
Lalu, sebenarnya bagaimana ya sejarah pasar tersebut sehingga diberi nama-nama hari? berikut ulasan dari berbagai sumber buat kamu nih Urbanreaders!
1. Pasar Senen
Pasar Senin lebih dikenal dengan sebutan Pasar Senen dikenal dengan penjualan atribut-atribut TNI, Polri, PNS dan lain sebagainya.
Dalam arsip Kolonial, pasar pertama kali didirikan oleh seorang tuan tanah berdarah Belanda bernama Justinus Vinck di bagian selatan Castle Batavia pada tahun 1730-an. Pasar itu bernama Vincke Passer yang saat ini dikenal dengan nama Pasar Senen.
Vincke Passer merupakan pasar pertama yang menerapkan sistem jual beli dengan menggunakan uang sebagai alat jual beli yang sah loh guys.
Vincke Passer buka setiap hari Senin, sehingga orang pribumi sering menyebut Vincke Passer sebagai Pasar Senen dan hingga saat ini nama tersebut masih melekat hingga diabadikan menjadi sebuah nama daerah.
Nah adanya Pasar Senen karena adanya aktivitas di pasar tersebut dulunya selalu dilakukan setiap hari Senen. Kini nama tersebut menjadi sebuah kecamatan di wilayah Jakarta Pusat.
2. Pasar Selasa
Pasar Selasa sebenarnya adalah sebuah pasar yang kini disebut Pasar Koja guys. Letaknya berada di Koja, Jakarta Utara.
Namanya diubah dari kebiasaan pasar selasa menjadi Pasar Koja dan mengalami perubahan penampilan sejak renovasi pasar selesai pada tahun 2010.
Ternyata nih guys, Justinus Vinck juga loh yang mendirikan Pasar Selasa. Dulu, pasar ini juga beraktivitas sesuai dengan harinya.
Banyak yang mengatakan sejak pertama kali dibangun memang tidak ada Pasar Selasa karena hari Selasa dianggap sebagai hari yang kurang baik untuk berdagang oleh warga Betawi saat itu.
Pedagang dari keturunan Tionghoa ini tetap ingin berjualan pada hari Selasa, yang kemudian membuat pedagang lokal ikut berjualan.
Nah, untuk mengatasi mitos tentang hari yang tidak baik, nama Pasar Selasa akhirnya diganti menggunakan nama lokasi pasar tersebut menjadi Pasar Koja.
3. Pasar Rebo
Mungkin kamu juga sering mendengar Pasar Rabu atau Pasar Rebo ya guys. Pasar ini didirikan pada tanggal 28 Desember 1973.
Nah, Pasar Rabu kini lebih dikenal dengan nama Pasar Induk Kramat Jati yang beralamat di Jalan Raya Bogor KM.17, Jakarta Timur.
Sebenarnya bukan berubah nama, namun dipindahkan oleh Gubernur Ali Sadikin pada tahun 1971 karena menganggap tempat yang dulunya Pasar Rebo ini kurang cocok untuk berjual-beli.
Saat ini Pasar tersebut terkenal dengan barang dagangan yang dijual yaitu sayur-mayur.
4. Pasar Kamis
Pasar yang keempat ini punya dua versi cerita yang ebrbeda loh.
Yang pertama, ada yang menganggap bahwa Pasar Jatinegara atau Mester ini adalah Pasar Kamis dikarenakan pada masa lalunya buka setiap hari Kamis.
Nah yang kedua merupakan daerah Pasar Kemis yang letaknya di daerah Tangerang dekat dengan Bandara Soekarno Hatta daerah Cengkareng sekarang menjadi nama kecamatan yang menjadi daerah kawasan industri.
Nah, diperkirakan cikal bakal Pasar Jatinegara adalah pasar di depan gerbang Benteng Belanda Meester Cornelis sekitar tahun 1770-an.
Dahulu di kawasan Jatinegara yang disebut kawasan Meester Cornelis karena berdiri benteng untuk menjaga akses arah Buitenzorg (Bogor). Bahkan, sampai saat ini di depan gerbang Pasar Jatinegara ada tulisan Pasar Mester.
5. Pasar Jumat
Selanjutnya nih guys, ada Pasar Jumat yang saat ini lebih dikenal dengan Pasar Lebak Bulus. Saat ini pasar Lebak Bulus terkena imbas dari proyek MRT sehingga hampir seluruh pasar sudah tergusur dan kios sudah tutup.
Lalu, selain pasar tersebut, pasar yang dulunya buka hanya dihari jum’at lainnya yaitu Pasar Klender dan Pasar Cimanggis.
6. Pasar Sabtu
Pasti kalian nggak mengira kalau Pasar Tanah Abang itu dulunya bernama Pasar Sabtu?
Pasar terbesar di kawasan Asia Tenggara itu dibangun oleh Yustinus Vinck pada 30 Agustus 1735 guys. Nah, pasar ini dari dulunya memang khusus untuk berjualan tekstil yang juga bertahan sampai sekarang loh.
Dulunya nih, Yustinus Vinck mendirikan Pasar Tanah Abang atas izin dari Gubernur Jenderal Abraham Patramini. Nah izin yang diberikan saat itu adalah untuk berjualan tekstil serta barang kelontong dan hanya buka setiap hari Sabtu.
7. Pasar Minggu
Terakhir nih guys, ada yang namanya Pasar Minggu. Dulu pasar ini dikenal dengan sebutan Tanjung Oost Passer.
Sama seperti pasar yang menggunakan nama hari lainnya, pasar ini dinamai Pasar Minggu karena buka setiap hari Minggu. Pasar ini sendiri terletak di Jakarta Selatan.
Kawasan Pasar Minggu saat ini masih konsisten dengan banyaknya pedagang buah apalagi saat malam hari. Tidak hanya buah-buahan saja loh namun sayuran segar juga bisa dibeli di Pasar Minggu ini.
Gimana guys, akhirnya tahu kan sejarah pasar di Jakarta?