Eiger Targetkan Pakai 20 Persen Bahan Baku Berkelanjutan di 2030
Jakarta - Melalui Environment, Social and Governance (ESG) Report 2021 atau laporan keberlanjutan pertamanya bertemakan 'Untuk Bumi, Untuk Nanti', Eiger Adventure menargetkan pencapaian penggunaan 20 persen bahan baku berkelanjutan pada 2030. Selain itu, laporan ini juga dimaksudkan agar bisa mengilhami masyarakat Indonesia mengenai pentingnya menjaga keberlanjutan.
Harimula Muharam selaku General Manager Product Research and Development EIGER Adventure sekaligus Sustainability Project Leader menjelaskan, kepedulian EIGER terhadap lingkungan sudah dilakukan sejak beberapa tahun ke belakang, seperti program Gerakan Tanam Indonesia dan Adopsi Pohon yang rutin dilaksanakan sejak tahun 2012.
Ia mengatakan, semua yang sudah Eiger jalani sejak beberapa tahun kebelakang belum menerapkan strategi keberlanjutan secara terintegrasi dan holistik, termasuk belum dilakukannya pencatatan yang terukur.
“Sustainability atau keberlanjutan pun sudah menjadi bagian dari MISI perusahaan PT Eigerindo MPI sejak tahun 2020. Inilah salah satu bukti komitmen kami dalam mulai menjalani program keberlanjutan,” ujarnya.
Tak hanya komitmen untuk memakai 20 persen bahan baku berkelanjutan pada 2030, Eiger juga berharap 100 persen pemasok sudah menjalankan praktik keberlanjutan. Lalu, terkait offset keseimbangan karbon (carbon balance offset, target Eiger adalah 100 persen toko dan kantor pusat sudah menerapkan konsep bangunan hijau yang tertuang dalam pilar Eco Friendly Store & Office.
FYI, pada 2021 Eiger telah melakukan beberapa langkah yaitu 3,5 persen penggunaan bahan baku dari material terbarukan untuk produk apparel. Total jumlah produk cacat (defect) pada 2021 dapat berkurang sebesar 49 persen dibanding tahun sebelumnya. Jika dibandingkan dengan total produksi, jumlah cacat bahan (material defect) pada 2020 minus 0,41 persen, turun menjadi minus 0,20 persen pada 2021.
Pada 2020, penggunaan energi listrik di 11 toko yang menjadi fokus pembenahan juga mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya sebesar minus 6,6 persen. Sedangkan di tahun 2021, dapat mengurangi penggunaan energi di 11 toko tersebut sebesar minus 10,3 persen.
Christian H. Sarsono, CEO PT Eigerindo Multi Produk Industri menceritakan, semua ini berawal dari keresahan pihak internal yang melihat kondisi alam khususnya gunung-gunung saat ini.
“Kami resah, kekayaan dan keindahan alam yang saat ini kita nikmati, gunung-gunung yang saat ini kita daki, di masa depan tidak dapat lagi dinikmati oleh generasi yang akan datang. Padahal, sebagai brand yang terus mengajak masyarakat untuk melakukan eksplorasi, alam selalu menjadi inspirasi terbesar kami dalam mengembangkan produk dan kegiatan. Di situlah kami merasa memiliki tanggung jawab yang besar atas kondisi alam dan lingkungan,” ujar Christian H. Sarsono, CEO PT Eigerindo Multi Produk Industri.
Ia menambahkan, kepedulian ini semakin tumbuh didorong dengan diskusi dan masukan dari berbagai pihak termasuk melalui survey kepada Eigerian (konsumen), masukan dari para penggiat senior, komunitas, dan konsultan terkait keberlanjutan.
Bersama dengan pakar sustainability, Eiger juga telah menyusun peta jalan untuk menjalankan inisiatif keberlanjutan secara holistik, termasuk melakukan perencanaan, pencatatan, dan pengukuran dalam merespons dampak operasional perusahaan dari bahan baku, pemasok hingga sampai ke konsumen dan menjadi dampak bagi lingkungan dan masyarakat.
“Ini laporan perdana kami sebagai salah satu bentuk transparansi kami kepada publik, langkah yang baru kami mulai tidak akan bisa berdampak besar jika kami jalan sendirian. Oleh karena itu, kami mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama kami mengarungi perjalanan ini,” tutup Harimula.