Sulli Tewas Bunuh Diri, Kenapa Komentar Netizen Korea Bisa 'Jahat' Banget?

Jakarta - Polisi menduga Sulli nekat mengakhiri hidupnya sendiri lantaran depresi. Dan netizen Korea Selatan pun menjadi salah satu 'tertuduh' atas meninggalnya Sulli yang tengah mencoba bangkit dari keterpurukan sejak tahun 2014.
K-Netz, sapaan para netizen Korea dianggap begitu jahat terhadap Sulli yang tengah berjuang. Entah itu dengan mengkritik penampilan, pemikiran, sikap, hingga gerak-geriknya.
Sebelum ditemukan tewas bunuh diri, Sulli menjadi bulan-bulanan netizen Korea karena mengalami kesalahan teknis dengan baju yang dipakainya saat live di media sosial. Dada Sulli tak sengaja tereksponse sehingga menjadi hujatan netizen.
Baca Juga: Selain Sulli, Deretan Artis Korea Ini Juga Meninggal Karena Bunuh Diri
Sulli dianggap tak sopan karena tak memakai bra. "Kamu tidak memakai bra?" tulis salah satu netizen kepada Sulli.
"Adakah alasan sehingga kamu bisa tidak memakai bra," timpal yang lain.
Saat itu, Sulli sempat memberi komentar. Menurutnya, memakai bra atau tidak, itu adalah hak pribadinya.
"Saya tidak melakukan kesalahan apapun. Ini adalah kebebasan pribadi saya," ungkap Sulli.
Namun ternyata, komentar Sulli itu tak membuat netizen Korea 'bungkam'. Mereka tetap saja mengkritik Sulli bahkan dengan kata-kata yang kurang pantas.
Baca Juga: Dijadwalkan Syuting 'Reply Night', Sulli Tak Hadir Karena Alasan Pribadi
Tudingan soal 'kejahatan' netizen Korea juga banyak diposting setelah Sulli bunuh diri. Sulli diketahui pernah menangis di Instagram Live sambil curhat kepada netizen.
"Saya bukan orang yang jahat, katakan satu hal saja tentang saya (yang baik) karena saya pantas menerimanya," kata Sulli suatu hari.
Sebagai idola K-Pop, Sulli memang dituntut sempurna, tak peduli bagaimana kondisinya saat itu. Apalagi di Korea, membicarakan kesehatan mental masih sangat tabu sehingga dari 90 persen orang dengan gangguan mental, hanya 15 persen yang mendapat perawatan.
Idola K-Pop sudah mengalami tekanan sejak sebelum mereka debut sebagai artis. Tekanan dimulai sejak mereka masih berstatus sebagai trainee karena mereka harus belajar dengan sangat keras dan mengorbankan masa muda mereka.
SM Entertainment sudah berkomentar atas meninggalnya Sulli. Dan Sulli adalah artis kedua mereka yang tewas bunuh diri karena depresi setelah sebelumnya Jonghyun pada tahun 2017.
Berbeda dengan Sulli yang gantung diri, Jonghyun tewas karena dengan sengaja menghirup gas karbon monoksida dari briket batubara yang dibakarnya sendiri. Saat itu, Jonghyun tengah berjuang melawan depresi. Namun dia juga tak lepas dari komentar pedas netizen. Bahkan untuk hal-hal yang mungkin tak perlu terlalu diperdebatkan.
Kenapa netizen Korea bisa begitu keras mengritik idola mereka?
Eunice Chang, manajer produksi E&M Productions, event organizer untuk acara dan konser K-pop, menjelaskan sudah jadi budaya yang mengakar kuat bahwa seorang idol K-Pop harus sempurna tanpa cacat.
"Ketika jadi orang terkenal, kamu tidak bisa memperlihatkan sisi lemahmu... Orang-orang akan bilang, 'Oh, kamu kan punya segalanya. Kenapa ngomong begitu?' Mereka mendapatkan penghakiman," kata Eunice, seperti dikutip dari CBC News.
Predikat 'idol' yang tersemat pada artis K-Pop membuat orang-orang memiliki ekspektasi sangat tinggi terhadap mereka. Idol haruslah berpenampilan menarik, berkelakuan baik, tak ada skandal, dan lain sebagainya.
"Hanya dengan kata (idol) itu saja sudah memunculkan pemikiran bahwa mereka harus sempurna. Harus menjadi standar ideal dari seorang penghibur. Sebuah tekanan yang sangat besar untuk seseorang yang masih muda," ujar Jeff Benjamin, seorang kolumnis khusus K-pop untuk Billboard dan New York Times.
Jadi ketika idol tidak berperilaku atau melakukan hal yang mereka harapkan, netizen yang awalnya menjadi fans ini, bisa berbalik menghujat bahkan memberi ancaman kematian. Bagi sejumlah fans, seorang idol adalah 'properti' mereka.
"Karena fans melihat selebriti ini adalah milik mereka, ketika selebriti tidak melakukan apa yang mereka mau, mereka jadi marah besar," tutur pakar budaya Korea Selatan Kim Sung Soo, dilansir Straits Times.