Virus Hog Cholera yang Bikin Ribuan Babi Mati Juga Pernah Terjadi di Pulau Flores

Sumatera Utara - Ribuan ternak babi yang mati di beberapa daerah di Sumatera Utara karena virus Hog Cholera ternyata bukan pertama kalinya terjadi.
Sebelumnya kejadian seperti ini juga pernah terjadi pada tahun 2017 di Pulau Flores Nusa Tenggara Timur.
Nah, ternyata virus hog cholera atau nama lainnya Classical Swine Fever (CSF) tidak menular ke manusia melainkan menular ke sesama hewan babi.
Nah, berdasarkan info dari Veterinary Diagnostic Production Animal Medicine, virus Hog Cholera ini dapat menyebabkan kematian babi yang mendekati angka 100 persen loh.
Biasanya, virus hog cholera ini ditemukan di daerah-daerah yang memiliki jumlah babi yang tinggi.
Well, penyebab virus hog cholera ini sendiri bisa disebabkan oleh banyak faktor guys, mulai dari peralatan kebun, media yang terinfeksi, hewan peliharaan, burung, sisa makanan yang tidak dimasak dan mengandung daging babi terinfeksi kemudian diberikan sebagai makanan babi dan bahkan dari babi yang sudah terinfeksi.
Baca Juga: Ribuan Ekor Babi di Sumut Terjangkit Virus Hig Cholera, Bahayakah?
Untuk pencegahan serta penanganan virus hog cholera ini sendiri bisa dimulai dengan pembersihan kandang, vaksinasi, serta pemberantasan babi yang terserang virus Hog Cholera.
Nah bahkan nih guys, dibeberapa negara yang sangat mencegah terserangnya ternak babi dengan virus hog cholera, mereka melakukan pelarangan impor babi hidup, babi segar dan semua sumber lain yang dianggap mengandung virus.
Penyebaran virus hog cholera pada babi juga ternyata tidak dikelompokkan pada usia tertentu melainkan dapat menyerang semua usia hewan babi tanpa terkecuali.
Dilansir dari laman Word Organisation for Animal Health, ada beberapa gejala yang dapat diperhatikan dari babi yang terserang virus hog cholera seperti;
terserang demam 41 derajat celcius
leukoponia parah
sianosis kulit
pembesaran kelenjar getah bening
muntah-muntah
Baca Juga: Apa Sih Carrier Difteri? Ini Kata Dokter
Anoreksia
Konjungtivitis
konstipasi diikuti diare
batuk-batuk
babi berkerumunan bersama
ataksi, paresis dan kejang-kejang
setelah timbul penyakit kematian terjadi 5-25