URtrending

Suhu Panas Masih Melanda Beberapa Wilayah di Indonesia, Berasa Nggak?

Anisa Kurniasih, Selasa, 22 Oktober 2019 13.15 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Suhu Panas Masih Melanda Beberapa Wilayah di Indonesia, Berasa Nggak?
Image: Ilustrasi. (Pixabay)

Jakarta - Beberapa hari terakhir ini kalian merasa nggak suhu udara pada siang hari terasa cukup terik? Nah, ternyata sejumlah stasiun pengamatan BMKG mencatat suhu udara maksimum dapat mencapai 37 celcius sejak tanggal 19 Oktober lalu lho, guys.

Bahkan, pada tanggal 20 Oktober kemarin terdapat tiga stasiun pengamatan BMKG di Sulawesi yang mencatat suhu maksimum tertinggi yaitu Stasiun Meteorologi Hasanuddin Makassar yang mencapai 38.8 celcius diikuti Stasiun Klimatologi Maros 38.3 celcius dan stasiun Meteorologi Sangia Ni Bandera 37.8 celcius.

Suhu tersebut merupakan catatan suhu tertinggi dalam satu tahun terakhir dimana pada periode Oktober di tahun 2018 tercatat suhu maksimum mencapai 37 celcius.

Stasiun - stasiun meteorologi yang berada di pulau Jawa hingga Nusa Tenggara juga mencatatkan suhu udara maksimum terukur berkisar antara 35 C - 36.5 C pada periode 19 - 20 Oktober 2019.

Baca juga: Keluhkan Cuaca Surabaya Hingga 35 Derajat Celcius, Netizen Bikin Meme Kocak

Berdasarkan rilis dari BMKG, persebaran suhu panas yang dominan berada di selatan Khatulistiwa, hal ini erat kaitannya dengan gerak semu Matahari.

Seperti yang kita ketahui pada bulan September, matahari berada di sekitar wilayah khatulistiwa dan akan terus bergerak ke belahan Bumi selatan hingga bulan Desember.

Sehingga pada bulan Oktober ini, posisi semu matahari akan berada di sekitar wilayah Indonesia bagian Selatan diantaranya Sulawesi Selatan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara dan lainnya.

Kondisi tersebut menyebabkan radiasi matahari yang diterima oleh permukaan bumi di wilayah tersebut relatif menjadi lebih banyak, sehingga akan meningkatkan suhu udara pada siang hari.

Baca juga: Topan Hagibis Jepang Tidak Pengaruhi Kondisi Cuaca di Indonesia, Guys!

Selain itu pantauan dalam dua hari terakhir, atmosfer di wilayah Indonesia bagian selatan relatif kering sehingga sangat menghambat pertumbuhan awan yang bisa berfungsi menghalangi panas terik matahari.

Minimnya tutupan awan ini akan mendukung pemanasan permukaan yang kemudian berdampak pada meningkatnya suhu udara.

Gerak semu matahari merupakan suatu siklus yang biasa dan terjadi setiap tahun, sehingga potensi suhu udara panas seperti ini juga dapat berulang pada periode yang sama setiap tahunnya.

Nah, FYI nih guys, dalam waktu sekitar satu minggu kedepan masih ada loh potensi suhu terik di sekitar wilayah Indonesia. Mengingat posisi semu matahari masih akan berlanjut ke selatan dan kondisi atmosfer yang masih cukup kering sehingga potensi awan yang bisa menghalangi terik matahari juga sangat kecil pertumbuhannya.

Baca juga: Wow, Pesawat TNI Berhasil Modifikasi Cuaca di Sumatera dan Riau

BMKG menghimbau masyarakat yang terdampak suhu udara panas ini untuk minum air putih yang cukup untuk menghindari dehidrasi, mengenakan pakaian yang melindungi kulit dari sinar matahari jika beraktivitas di luar ruangan, serta mewaspadai aktivitas yang dapat memicu kebakaran hutan dan lahan khususnya di wilayah-wilayah yang memiliki potensi tinggi karhutla.

Selain itu, BMKG juga mengimbau masyarakat untuk mewaspadai adanya angin kencang yang berpotensi terjadi di pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Selatan.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait