URtrending

Sultan HB X Ingin Belanda Kembalikan Naskah-Naskah Kuno

Nunung Nasikhah, Kamis, 12 Maret 2020 11.50 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Sultan HB X Ingin Belanda Kembalikan Naskah-Naskah Kuno
Image: istimewa

Yogyakarta – Setelah pengembalian keris milik Pangeran Diponegoro oleh Kerajaan Belanda, Raja Keraton Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X berharap Belanda juga mengembalikan naskah-naskah kuno atau manuskrip milik Indonesia.

"Kalau bisa jangan hanya itu (keris Diponegoro) tapi naskah-naskah yang lain mungkin juga memungkinkan (dikembalikan) atau barang-barang yang lain," ungkap Sultan seusai menerima kunjungan Raja Belanda Willem-Alexander dan Ratu Belanda Máxima Zorreguieta Cerruti di Keraton Yogyakarta, Rabu (11/3/2020), seperti dikutip dari Antara.

Menurut Sultan Hamengku Buwono X, sebagaimana keris Pangeran Diponegoro, naskah-naskah kuno peninggalan sejarah Nusantara tersebut memiliki nilai tersendiri bagi Bangsa Indonesia.

"Seperti keris kan bagi orang Jawa itu punya nilai," tegas Sultan.

Kendati demikian, Sultan juga mengaku tidak mengetahui secara detail daftar naskah-naskah kuno yang masih berada di Kerajaan Belanda.

Dirinya juga tidak sempat membicarakan perihal tersebut saat menerima kunjungan Raja dan Ratu Belanda.

"Tidak bicara sampai di situ," katanya.

Sementara itu, Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Panut Mulyono menyatakan bahwa upaya digitalisasi naskah kuno Indonesia yang ada di Belanda menjadi pilihan yang lebih aman.

Pasalnya, pengembalian naskah berusia tua dengan fisik yang sudah rapuh justru memiliki risiko rusak. Selain itu, Indonesia juga harus menyediakan tempat khusus yang aman untuk menyimpan naskah tersebut.

"Kita mesti berpikir ya naskah itu dari umur sudah lama. Kemudian secara fisik itu pasti sudah tidak kuat kalau dikesanakan atau dikesinikan," tandasnya.

Dengan digitalisasi, menurut Panut, baik naskah maupun benda-benda bersejarah lain milik Indonesia bisa ditampilkan seperti kondisi aslinya dalam bentuk tiga dimensi melalui museum digital.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait