URtech

Tanggapan Urbanreaders soal Clubhouse Terancam Terblokir di Indonesia

Anisa Kurniasih, Rabu, 17 Februari 2021 15.32 | Waktu baca 4 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Tanggapan Urbanreaders soal Clubhouse Terancam Terblokir di Indonesia
Image: Ilustrasi aplikasi Clubhouse. (Instagram @join.clubhouseapp)

Jakarta - Belum lama ini Clubhouse banyak diperbincangkan. Pasalnya, aplikasi yang tengah digandrungi pengguna iPhone di Indonesia itu kabarnya terancam akan diblokir.

Pasalnya, juru Bicara Kominfo Dedy Permadi menyatakan jika aplikasi media sosial berbasis audio-chat itu belum terdaftar sebagai penyelenggara sistem elektronik di Indonesia.

"Clubhouse belum terdaftar di Kominfo dan kami harap dapat mendaftar sesuai ketentuan dalam PM 5," terang Juru Bicara Kominfo Dedy Permadi dalam keterangannya.

Dalam Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 5 Tahun 2020 tentang Penyelenggara Sistem Elektronik Lingkup Privat, meminta platform media sosial, transaksi elektronik hingga komputasi awan wajib mendaftar ke kementerian. 

Nah, jika tidak mendaftar, penyelenggara platform tersebut akan dikenai sanksi administratif berupa pemutusan akses alias diblokir.  Namun akses akan kembali dibuka bilamana platform tersebut mendaftar ke Kominfo.

Clubhouse sendiri adalah media sosial berbasis audio chat dan dibuat oleh perusahaan bernama Alpha Exploration Co dan dirilis Maret 2020. Media sosial ini mendadak populer gegara Elon Musk belum lama ini mengadakan sesi diskusi di sana. Netizen seluruh dunia pun jadi penasaran. 

Saat ini Clubhouse hanya tersedia di iPhone, iPad dan iPod Touch. Tapi pengembang Clubhouse kabarnya tengah menyiapkan versi Android, doakan saja dirilisnya tidak lama lagi.

Sejumlah pihak dari berbagai kalangan pun mulai buka suara terkait isu akan diblokirnya Clubhouse ini, guys. Beberapa dari mereka menilai jika aplikasi tersebut cukup bermanfaat.

Seperti Essam Setiawan, Digital Marketer Matoa Indonesia yang mengatakan jika Clubhouse memilki konten-konten yang bagus dan memudahkan dirinya bertemu dengan orang-orang sefrekuensi.

“Pemerintah seharusnya jangan dulu main blokir-blokir sih, ini kan (Clubhouse) masih baru buat urus perizinan. Konten di dalam Clubhouse juga bagus-bagus. Contohnya, gue yang kerja di fashion retail, bisa ngobrol-ngobrol dan ketemu orang yang sefrekuensi disana dari brand-brand lain,” ucap Essam Setiawan kepada Urbanasia.

Selanjutnya ada Bintang Angkasa, Communications Professional. Ia mengatakan Clubhouse akan bermanfaat jika digunakan sesuai dengan pedoman komunitas.

1613122738-Ilustrasi-app-Clubhouse.pngSumber: Ilustrasi aplikasi Clubhouse. (Instagram @join.clubhouseapp)

“Selama kewajiban melakukan pendaftaran bagi Clubhouse tidak membatasi kebebasan berbicara para pengguna di dalamnya, saya pikir Kementrian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia bermaksud melindungi warga negaranya dari hal-hal yang tidak diinginkan,” ujar Bintang Angkasa.

“Perlu kita ingat bahwa kebebasan berbicara dalam hal ini tentu perlu dilandasi oleh pedoman komunitas yang telah ditetapkan oleh Clubhouse,” tambahnya.

Respons positif terkait hadirnya aplikasi Clubhouse juga disampaikan oleh Yosi Yosua Jefri Sava selaku Co-Producer X Channel Jakarta. Menurutnya, lewat Clubhouse, pengguna bisa sharing dan memperbanyak koneksi.

“Semoga karena antusiasme masyarakat Indonesia, pihak Clubhouse bisa langsung mengikuti regulasi dan aturan Kominfo. Karena sayang menurut gue kalo sampe ini di blokir, dan kalau misalnya sudah dizinkan di Indonesia. Platform ini tetep bisa jadi salah satu platform yang positif, membantu masyarakat, dan tidak disalahgunakan,” kata Yosi Yosua Jefri Sava.

Sama halnya dengan Yosi Yosua, Ugi Lestari, produser radio Motion FM juga setuju jika ClubHouse adalah aplikasi yang bermanfaat dan seru.

“Tanggapan gue pasti dengan cepat akan terdaftar dan resmi ya (sok yakin wkwk) dan setau gue juga ini emang aplikasi masih beta. Tapi diluar dari mau diblokir atau engga, ini aplikasi bagus banget, menurut gue seru aja hanya audio, nge "room", udah kebayang bisa eksplore banyak banget dari aplikasi ini,” sambung Ugi.

Sementara itu, Ilham Ramdhana yang berprofesi sebagai penyiar Prambors Radio justru mengungkapkan, negara memiliki aturan yang memang harus ditaati. Itu mengapa, tak ada salahnya jika sebuah platform mengikuti regulasi yang ada.

“Menurut gw berjalan sesuai regulasi aja si. Dikasih surat, dikasih pemberitahuan, dikasih waktu untuk memenuhi semua syaratnya aja dulu. Kalo lewat tenggang waktu dan emang ga ada itikad baik ya silahkan diblokir. Biar semua juga tau bahwa negara ini ada aturannya,” ungkap Ilham Ramdhana.

Wacana pemblokiran terhadap aplikasi Clubhouse juga dianggap sebagai keputusan yang terlalu dini menurut Adlin Noor Syarif, seorang karyawan swasta. Ia menyebut, bagi pengguna baru, aplikasi tersebut memiliki banyak faedah untuk sharing.

“Sepertinya terlalu dini ya kalau belum apa-apa sudah ada wacana pemblokiran. Meskipun gw juga pengguna baru, tapi pas explore Clubhouse banyak club dan topik2 yang berfaedah. Orang2 juga semangat banget saling sharing knowledge yang mereka punya meskipun si platform ini masih baru banget,” lanjut Adlin Noor Syarif.

Namun, banyak yang berharap jika proses pendaftaran Clubhouse ke Kominfo bisa berjalan dengan lancar. Hal itu disampaikan oleh Runita Kesumaramdhani, Head of Investment & Research Indonesia Asia Green Real Estate.

Ia akan sangat menyayangkan jika nanti pemblokiran terhadap Clubhouse benar-benar terjadi.

“Amat sangat disayangkan kalau nantinya harus diblokir karena menurut saya Clubhouse merupakan platform yang sangat positif dimana kita bisa berinteraksi langsung dengan orang2 yang hebat, memperluas network dan wawasan, berbagi ilmu, dan bahkan bisa menghibur juga,” ungkap Runita Kesumaramdhani.

Terakhir, harapan baik untuk Clubhouse juga diungkapkan oleh Riana Xaverius, Entrepreneur.

“Sepertinya terlalu dini ya kalau belum apa-apa sudah ada wacana pemblokiran. Meskipun gw juga pengguna baru, tapi pas explore Clubhouse banyak club dan topik2 yang berfaedah. Orang2 juga semangat banget saling sharing knowledge yang mereka punya meskipun si platform ini masih baru banget,” tutup Riana Xaverius.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait