URtech

SnackVideo Jadi Platform Video Pendek dengan Pertumbuhan Tercepat

Tim Urbanasia, Rabu, 8 Maret 2023 12.10 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
SnackVideo Jadi Platform Video Pendek dengan Pertumbuhan Tercepat
Image: Country Manager SnackVideo Indonesia Teng Yee Kiong dalam acara SnackVideo Media Conference, Selasa. (Urbanasia)

Jakarta - Aplikasi SnackVideo berkembang pesat sejak 3 tahun beroperasi di Indonesia. Pertumbuhan itu ditandai dengan 43 juta pengguna aktif per bulan di tahun 2022.

Hal ini terungkap melalui hasil riset independen dari Ipsos bertajuk ‘Indonesia Short Video White Paper 2023’. Ipsos pun turut menyoroti cara masyarakat Indonesia mengakses media dan bagaimana platform video pendek bisa menonjol di industri.

Country Manager SnackVideo Indonesia Teng Yee Kiong menuturkan, dilihat secara tahunan, pertumbuhan aplikasi video pendek tersebut meningkat sebesar 318 persen.

"Sejak diluncurkan di Indonesia pada tahun 2020, SnackVideo telah diterima dengan baik oleh pasar Indonesia dan dengan cepat menjadi aplikasi Video Pendek Terbesar ke-2 di Indonesia,” katanya dalam jumpa pers pada Selasa (7/3/2023).

Menurutnya, hal ini sejalan dengan temuan Ipsos yang menemukan bahwa reputasi SnackVideo menonjol di antara aplikasi video pendek lainnya, yaitu konten yang relevan dengan kehidupan sehari-hari para pengguna.

Dalam beberapa tahun terakhir, jangkauan platform video pendek semakin meluas. Hal itu ditandai oleh 70 persen masyarakat yang memanfaatkan aplikasi itu untuk mencari informasi dan konten menghibur.

Pasar video pendek meledak dalam tiga tahun terakhir, dengan total pengguna aktif bulanan mencapai 110 juta dan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan atau Compound Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 55 persen.

Ipsos melaporkan, masyarakat Indonesia menghabiskan 2,1 jam per hari untuk scrolling platform itu. 

Rinciannya terdiri atas sejumlah alasan yaitu untuk mengisi waktu luang (56 persen), media hiburan (53 persen), pengetahuan dan keahlian yang bermanfaat (41 persen), menjelajahi dunia (40 persen), berita trending (36 persen), ekspresi diri (34 persen), menambah relasi (30 persen), berkomunikasi (26 persen), bersosialisasi (25 persen), dan berbelanja (22%).

Di tahun 2022, aplikasi video pendek mulai mengalami perubahan dengan adanya komersialisasi. Fase itu disebut memberi kesempatan SnackVideo untuk unjuk sebagai platform yang relevan dengan masyarakat.

Alhasil, SnackVideo berhasil dikenal luas dengan 90 persen brand awareness dan 64 persen brand silence. Selain itu, media ini juga terdengar dengan tingkat pertumbuhan sebesar 119 persen pada Q2 2022 dibandingkan dengan Q2 2021.

Tiga kunci sukses pertumbuhan SnackVideo ini adalah inklusivitas dan kesetaraan, ekosistem komunitas, serta konten unik dan bernuansa lokal. Dengan mengusung tagline Indonesia 'Bikin Semua Beken'', SnackVideo telah mendorong penggunanya untuk berkarya.

Inklusivitas dan kesetaraan itu kemudian membangun jalinan komunikasi yang interaktif di antara sesama pengguna atau konten kreator. Sementara untuk kunci sukses ketiga, SnackVideo selalu menyediakan konten lokal yang cukup populer di kalangan penggunanya.

Kunci keberhasilan SnackVideo juga tampak dari metrik data antusiasme dan interaksi antara kreator dan pengguna. Data itu menampilkan lebih dari 700 ribu kreator aktif harian, 1,5 juta postingan harian, 2,7 miliar views harian, dan 70 juta likes harian.

Platform ini juga membangun komunitas 'SnackVideo Family' content creator yang terdiri dari sekelompok pengguna dalam berbagai kategori. Komunitas itu kini memiliki lebih dari 58.000 Family dan lebih dari 800.000 anggota SnackVideo Family.

Pencapaian itu membuat SnackVideo berkomitmen untuk terus memperkuat pasar, dengan menyediakan konten relevan, unik, dan berbeda. 

"Pencapaian ini menjadi tonggak penting bagi SnackVideo untuk membuka peluang dengan brand, korporasi, dan pemerintah sebagai kontribusi kami dalam memberikan informasi yang positif dan meningkatkan bisnis sebagai bagian dari strategi pemasaran yang terintegrasi," tutup Teng Yee Kiong.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait