URtech

Wah, Realme Masuk 5 Besar Penguasa Pasar Ponsel Asia Tenggara

Afid Ahman, Jumat, 5 Juni 2020 09.58 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Wah, Realme Masuk 5 Besar Penguasa Pasar Ponsel Asia Tenggara
Image: Realme

Jakarta - Kecil-kecil cabe rawit, ungkapan itu cocok disematkan pada Realme. Bagaimana tidak kendati terhitung pendatang baru, dia bisa masuk lima besar penguasa pasar ponsel Asia Tenggara.

Menurut laporan terbaru dari Counterpoint Research Market Monitor Q1 2020, realme berhasil meraih peringkat Top 5 di kawasan Asia Tenggara dengan kenaikan penjualan tahunan sebesar 173%. Dengan kenaikan penjualan yang mengesankan tersebut, realme telah menjadi merek smartphone yang paling cepat berkembang di kawasan ini.

Akibat hantaman pandemi COVID-19 di Q1-2020, pengiriman smartphone di Kawasan Asia Tenggara menurun 11% dan pasar global turun 13% dibandingkan Q1-2019. Namun Realme adalah satu-satunya merek smartphone yang mengalami pertumbuhan. 

Menurut laporan, Realme berada di antara 5 pemain teratas di pasar-pasar utama Asia Tenggara pada Q1-2020: Thailand dan Kamboja menempati posisi Top 4, dengan tingkat pertumbuhan tahunan masing-masing 116% dan 252%; Indonesia (peningkatan pertumbuhan tahunan 105%), Filipina (peningkatan pertumbuhan tahunan 1800%), Vietnam (peningkatan pertumbuhan tahunan 92%) dan Myanmar (peningkatan pertumbuhan tahunan 350%) dan menempati posisi Top 5.

1591325682-ponsel-asia-tenggara.jpeg

Foto: counterpoint

Secara global, Realme tetap mengalami pertumbuhan pada Q1-2020 dan bertahan di peringkat 7 dunia, menjadi merek smartphone yang paling cepat berkembang dengan 35 juta pengguna di seluruh dunia. 

Masih menurut analisis dari Counterpoint, Realme mampu meraih posisi Top 5 di Filipina, Vietnam, Indonesia, dan Myanmar dalam waktu satu tahun peluncurannya.

Sementara di Kamboja hanya dalam 1 kuartal dan masuk menjadi Top 5 di Thailand pada Q1-2020. Semua itu menjadikan Realme sebagai salah satu pemain terkemuka di semua pasar Utama kawasan Asia Tenggara.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait