URtech

Teknologi Pertanian Canggih, Bisa Pantau Tanaman Lewat Gadget

Nunung Nasikhah, Senin, 2 Desember 2019 09.20 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Teknologi Pertanian Canggih, Bisa Pantau Tanaman Lewat Gadget
Image: Humas UMM

Malang- Jaman sekarang, selain lebih efisien lahan, menanam tanaman juga semakin termudahkan karena kecanggihan teknologi. Yang paling baru, kondisi tanaman bisa dipantau melalui gadget saat pemiliknya tengah bepergian lho.

Penemuan teknologi ini diberinama ‘Integrated Electrical Accelerator Plant Growth With Led Cultivation And Indigenous Microbial Fertilizers Controlled Irrigation System on Smart Farming Technology’.

Inovatornya adalah Faza Abdurrahman Fiddin, Siti Agus Tina, Zellin Maylinda Rizky Islami, Anisa Nur Utami, dan Nikmatul Rizky Isroikha, mahasiswa Fakultas Pertanian dan Peternakan (FPP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

Faza, salah satu anggota kelompok mengungkapkan, penemuannya ini dibuat menggunakan media tanam cocopeat dengan dilengkapi sebuah alat yang terbuat dari akrilik yang menambah kesan futuristik dalam ruangan atau rumah. Sistem pengairannya menggunakan metode irigasi tetes.

Baca Juga: ITS Bikin Sepeda Khusus untuk Terapi Pasien Pascastroke

”Yang dapat dikontrol melalui smartphone merupakan iklim mikro tanaman. Mulai dari kelembaban dan temperatur sekitar tanaman, kebutuhan air, hingga intensitas cahaya,” ungkap Faza.

Faza meyakini, teknik ini akan menjadi gaya hidup baru masyarakat urban, setelah sebelumnya banyak yang mulai bertanam tanpa tanah dengan cara hidroponik.

Melalui inovasi itu, bercocok tanam akan lebih mudah, menyenangkan, efisien waktu, tidak memerlukan pekarangan, serta akan mendapatkan pangan organik yang sehat, karena bebas hama, pestisida, dan pupuk kimia.

”Meski sedang bepergian, dapat tetap memantau pertumbuhan tanaman dari jarak jauh melalui gawai di tangan,” imbuhnya.

Bahkan, lanjut Faza, alat ini juga mampu mempercepat pertumbuhan tanaman menggunakan medan elektromagnetik dan bakteri sebagai pupuk penyedia nutrisi tanaman. Inovasi inilah yang pada akhirnya banyak dilirik sejumlah kalangan.

Faza meyakini, di masa depan alat ini dapat membantu masyarakat urban untuk menyediakan makanan organik di rumahnya.

“Dengan aktivitas tinggi masyarakat urban, mereka tetap dapat bertani hanya dengan mengontrol menggunakan smartphone mereka,” ujar Faza.

Menurut mahasiswa program studi Agroteknologi semester tujuh ini, dibuatnya teknologi ini untuk membuktikan bahwa pertanian dapat diterapkan berbasis teknologi industri 4.0 yang dituntut untuk digitalisasi semua bidang.

Selain itu juga bertujuan untuk menyediakan bahan pangan segar organik dengan pertumbuhan yang cepat.

Pasalnya, jika pertanian manual, menanam sayur, misalnya, akan memerlukan waktu sekitar 21 hari untuk panen. Hanya dengan alat ini, panen bisa dilakukan pada 12-14 hari.

Ditanya lebih jauh soal kemungkinan bakal diproduksi masal alat inovatif temuan mahasiswa UMM ini, mereka mengaku optimis.

Baca Juga: Universitas Brawijaya Bakal Bikin Mata Kuliah Pendidikan Antikorupsi

”Produksi massal tentu bisa. Kendala untuk pemasaran adalah akan bersaing dengan produk pertanian tradisional dan pemahaman keunggulan dari alat ini serta hasil dari produknya. Biaya yang diperlukan untuk membuatnya sekitar Rp 500 ribu untuk satu alat,” tambah Faza.

Atas penemuan teknologi ini, Faza dan tim berhasil mendapatkan medali emas (Gold Medal) pada ajang Advanced Innovation Global Competition (AIGC) di Nanyang Tecnological University, Singapura, belum lama ini.

Mereka mampu bersaing dengan ratusan peserta dari berbagai negara dan berhasil mengungguli ratusan universitas di dunia seperti dari Inggris, Amerika Serikat, dan Jepang.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait