URtech

Ternyata Ini Dalang di Balik Pencurian Nomor Ponsel Ilham Bintang

Afid Ahman, Selasa, 21 Januari 2020 08.21 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Ternyata Ini Dalang di Balik Pencurian Nomor Ponsel Ilham Bintang
Image: Interpol.int

Jakarta - Kasus pembobolan rekening dan pembajakan kartu SIM yang dialami wartawan senior Ilham Bintang diduga dilakukan organisasi kejahatan terorganisir (Well Organized Crime) yang beroperasi lintas negara.

“Kalau melihat cerita yang dipaparkan Bapak Ilham Bintang di akun media sosialnya dan keterangan dari Indosat di media mainstream, saya prediksi ini aksi well organized crime yang otaknya ada di luar negeri. Mereka yang ada di Indonesia ini hanya pelaksana lapangan,” jelas Mochammad James Falahuddin, Praktisi Cyber Security di Jakarta.

Baca Juga:Bersenjata Ransomware, Hacker Asal Sleman Minta Tebusan Bitcoin Senilai Rp 31,5 Miliar ke Perusahaan AS

James menganalisa pelaku bisa meng-hostile nomor ponsel dari Ilham Bintang melalui kombinasi social engineering dan technical hacking.

“Pelaku sepertinya sukses melakukan profiling dari target dengan membaca kebiasaannya di dunia maya melalui aplikasi yang sering digunakan. Setelah profiling didapat, baru pelaksana di lapangan melakukan eksekusi untuk hostile sim card ke gerai operator, berikutnya tim lain melakukan pembobolan rekening," ulasnya

"Jadi, kalau dilihat journey-nya, tak mungkin ini dilakukan oleh satu orang atau mereka yang ada di Indonesia saja. Untuk profiling pelanggan di dunia maya itu butuh “Kesabaran” dan biasanya itu kerjaan hacker Eropa Timur atau dari Asia,” lanjut pria yang mengantongi Certified Ethical Hacker (CEH) ini

James menilai dalam kasus yang dialami Ilham Bintang, pihak-pihak yang terlibat tidak “rigid” dalam menjalankan Standard Operating Procedure (SOP).

Baca Juga:Waduh! Snapchat Demi Lovato Diretas Hacker

Misalnya, di sektor perbankan tidak ada early warning system ketika ada anomali dimana terjadi transaksi abnormal dilakukan pelanggan dengan melakukan verifikasi atau di sisi operator yang tak menjalankan faktual verifikasi kala ada klaim ke gerainya.

“Belajar dari kasus ini tentunya isu pengelolaan data pribadi menjadi penting. Bagi pelanggan harus sering mengubah password yang terkait transaksi finansial, operator harus lebih ketat ke pelaksana lapangan dalam menjalankan SOP, dan di Bank harus bisa membaca perilaku pelanggan dalam bertransaksi,” pungkasnya.(*)

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait