TikTok Larang Pengguna Sebar Informasi yang Tidak Terverifikasi

Jakarta - TikTok kini bergabung dengan Twitter, Facebook, dan sejumlah platform media sosial lainnya untuk menerapkan protokol guna mengatasi ancaman konten palsu atau menyesatkan yang disebarkan di platformnya.

Medsos besutan ByteDance ini sekarang telah meluncurkan sistem peringatan dini baru yang bakal mewanti-wanti pengguna ketika mereka akan membagikan apa yang disebutnya "konten yang tidak berdasar". 

Peringatan ini akan muncul di konten video yang tidak dapat dikonfirmasi oleh platform pengecekan fakta berbasis web mitra TikTok, PolitiFact, Lead Stories, dan SciVerify.

Setiap kali pengguna mencoba membagikan kembali video dengan konten yang tidak berdasar, peringatan abu-abu akan muncul di bagian atas layar. 

Sumber: Sistem peringatan dini baru yang bakal mewanti-wanti pengguna ketika mereka akan membagikan apa yang disebutnya "konten yang tidak berdasar". (TikTok)

Meskipun pengguna masih dapat membagikan video tersebut, dia akan diberi tahu akan menjadi calon penyebar konten yang menyesatkan. 

TikTok menjelaskan bahwa tujuannya adalah membuat pengguna berpikir dua kali sebelum menjadikan dirinya sebagai penyiar konten yang tidak diverifikasi sebelum memposting. 

Pembuat konten video yang belum diverifikasi juga akan mendapat peringatan dari TikTok jika kontennya ditandai; video tersebut tidak akan terdaftar di feed "For You".

Berdasarkan pengujian beta dari fitur peringatan baru, TikTok mengatakan pengguna yang berbagi konten menyesatkan berkurang 24% lebih sedikit, sementara yang menyukai video yang ditandai berkurang 7%. 

Fitur baru ini sudah aktif untuk pengguna TikTok di AS dan Kanada dan akan direncanakan untuk diluncurkan ke seluruh dunia.