3 Pesawat B737NG Milik Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air Ditemukan Ada Retakan

Jakarta - Adanya laporan tentang penemuan retakan pada pesawat Boeing B737NG yang mengakibatkan kegagalan Principal Structural Element (PSE) dalam mempertahankan batas beban.
Retakan pada pesawat ini kabarnya mempengaruhi integritas struktur pesawat yang dapat membuat peswat kehilangan kontrol.
Nah laporan ini pun akhirnya membuat Kementerian Perhubungan melakukan pemeriksaan pada seluruh pesawat Boeing 737 New Generation (NG) yang beroperasi di Indonesia nih.
Tindak lanjut dari laporan ini pun membuat Direktur Kelaikudaran dan pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) Avianto memerintahkan untuk memeriksa jenis pesawat B737NG yang sudah berumur lebih dari 30.000 Flight Cycle Number (FCN) dan B737NG yang berumur lebih dari 22.600 FCN.
Baca juga: Toleransi di Indonesia Bisa Dibuktikan dengan Tes Genetika, Lho!
Avianto juga menyebutkan nih jenis-jenis maskapai Indonesia yang menggunakan B737NG seperti Batik Air sebanyak 14 pesawat B737NG, maskapai Sriwijaya Air menggunakan pesawat B737NG sebanyak 24 pesawat, Garuda Indonesia menggunakan pesawat B737NG sebanyak 73 pesawat dan yang terbanyak adalah maskapai Lion Air sebanyak 102 pesawat.
Dari hasil pemeriksaan sampai 10 Oktober 2019 kemarin, sebanyak 2 pesawat milik Garuda Indonesia dan 2 pesawat milik Sriwijaya Air yang telah berumur lebih dari 30.000 FCN mengalami keretakan.
Nah dari hasil pemeriksaan ini ternyata pihak maskapai Sriwijaya Air mengungkapkan dengan berhentinya 2 pesawat ini beroperasi jelas memberikan kerugian bagi mereka.
"Ya kalau merugikan pasti, harusnya kan terbang buat operasional. Karena nggak terbang jadi nggak bisa berproduksi," ungkap Romdani Ardali Adang Direktur Teknik Sriwijaya Air.