URtrending

6 Pahlawan dari Malang yang Diabadikan Sebagai Nama Jalan

Nunung Nasikhah, Minggu, 10 November 2019 10.00 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
6 Pahlawan dari Malang yang Diabadikan Sebagai Nama Jalan
Image: Persemian jalan Brigen Abdul Manan Wijaya di Kota Batu. (roodebrugsoerabaia.com)

Malang - Bulan November memang identik dengan momentum peringatan Hari Pahlawan, khususnya di tanggal ke-10.

Perjuangan melawan penjajah dan kemerdekaan yang dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia saat ini tentu atas jasa para pahlawan-pahlawan ini.

Tak terkecuali para pahlawan dari Malang. Menurut catatan sejarah, banyak tokoh Pahlawan dari Malang yang mengorbankan nyawa untuk mati di medan perang.

Atas perjuangannya ini, banyak diantaranya yang diabadikan sebagai nama jalan di Malang Raya. Penasaran siapa saja? Yuk, kenalan dengan pahlawan-pahlawan beikut.

Baca Juga: Peringatan Hari Pahlawan di Medan, Masyarakat Diajak Mengheningkan Cipta 1 Menit

1. Hamid Rusdi

Bagi masyakarat Kota Malang, nama Hamid Rusdi tentu tidak asing di telinga. Namanya menjadi nama jalan utama di kelurahan Bunulrejo, Kota Malang. Juga dijadikan nama sebuah Terminal di kecamatan Kedungkandang.

Hamid Roesdi ini adalah pahlawan dari Kota Malang yang lahir di Sumbermanjing Kulon (Pagak) Malang Selatan pada 1917. Sebagai kebanggaan masyarakat Kota Malang, patungnya juga dibuat untuk mengenang jasa-jasanya.

Awal tahun 1947, Hamid Rusdi diangkat sebagai komandan Resimen Infantri 38 Divisi VII Untung Suropati dan sebagai Komandan Pertahanan Daerah Malang berkedudukan di Pandaan, PasuruanIa juga pernah menjabat sebagai Komandan Komando Penumpasan PKI Muso di daerah Malang Selatan.

Saat Agresi Militer Belanda II, ia menjabat Komandan Sub Wherkreise I dan memimpin gerilya di daerah pendudukan Malang Timur dengan pangkat mayor.

Ia gugur pada 8 Maret 1949 bersama pasukannya di daerah Wonokoyo, Kedungkandang.

2. Abdul Gani

Abdul Gani adalah tokoh pejuang dari Kota Batu yang pada masa perjuangan masuk dalam garda depan melawan penjajahan kolonial.

Namanya diabadikan sebagai nama jalan di area Ngaglik, Kecamatan Batu, Kota Batu. Menurut informasi, Abdul Gani gugur bersama 13 orang pejuang lainnya saat menyerbu Belanda di Desa Gunungsari, Kota Batu.

Namun menurut sumber lain, dikatakan bahwa ia meninggal di Desa Kaliputih dalam keadaan mengenaskan. Jasadnya diseret oleh kendaraan Belanda yang dikemudikan oleh seorang serdadu Belanda bernama Mison.

Baca Juga: Mengenang Bung Tomo, Pengobar Semangat Arek Suroboyo Melawan Penjajah

3. Ki Ageng Gribig

Nama Ki Ageng Gribig diabadikan sebagai nama jalan di kawasan Kecamatan Kedung Kandang, Kota Malang. Namun menurut sejarah, nama Ki Ageng Gribig bukanlah nama sebenarnya.

Menurut informasi, Ki Ageng Gribig adalah sebuah gelar yang diberikan oleh Pangeran Diponegoro kepada Syekh Wasihatno. Ia merupakan adipati paling dipercaya oleh Pangeran Diponegoro sebagai pembuat strategi perang.

Ki Ageng Gribig dikirim oleh Pangeran Diponegoro secara khusus untuk memimpin perlawanan terhadap penjajah di Kota Malang.

Ki Ageng Gribig berhasil memukul mundur penjajah sehingga Kota Malang bisa memiliki sistem pemerintahan sendiri untuk pertama kalinya. Ki Ageng Gribig pula orang pertama yang memangku kekuasaan saat itu.

4. Ikhwan Hadi

Ikhawan Hadi merupakan pejuang Kota Batu yang tergabung dalam Laskar Hizbullah.

Ada dua versi soal gugurnya Ikhwan Hadi di medan perang. Pertama disebut gugur saat melawan Belanda di Gunungsari, Bumiaji.

Versi kedua mengatakan, Ikhwan Hadi gugur di Sidoarjo saat ikut berjuang dalam pertempuran 10 November di Surabaya. Namanya dikenang sebagai jalan di desa Ngaglik, Kecamatan Batu, Kota Batu.

Baca Juga: Menyusuri Sejarah Kota Pahlawan dalam Pameran Perjuangan Dwi Tunggal 2019

5. Abdul Manan Wijaya

Abdul Manan adalah seorang santri yang mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren Tebuireng Jombang. Ia lahir di Desa Ngroto, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang.

Namanya juga diabadikan sebagai nama jalan di Kecamatan Pujon.

Ia memiliki pangkat Brigadir Jenderal (Brigjen) yang terkenal sebagai ahli strategi dengan kemampuan negosiasi yang handal. Jasadnya dimakamkan di TPU Sisir, Kota Batu.

6. Kacung Permadi

Di Kota Batu terdapat nama jalan bernama AP III Katjoeng Permadi di wilayah Junrejo, Kec. Batu, Kota Batu.

Nama jalan ini ternyata adalah seorang pahlawan asli daerah Pujon, Kota Batu.

Menurut informasi, ia pernah memimpin perlawanan untuk mempertahankan wilayah Pujon yang sebelumnya direbut oleh Kopral Kastawi.

Agar wilayah ini kembali, Kacung Permadi rela menyerahkan diri sebagai korban saat mempertahankan pos penjagaannya.

Ia akhirnya terbunuh ketika pasukan Belanda berhasil mengintimidasi pos penjagaannya. Namun sebelum tewas, Kacung Permadi sempat menembakkan peluru yang tepat mengenai jenderal Belanda hingga meregang nyawa.(*)

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait