BMKG Jelaskan Penyebab Gempabumi di Mokumoku Bengkulu

Jakarta - Gempa tektonik berkekuatan M 5.7 mengguncang Mokumoku, Bengkulu, pukul 11.35 WIB, Rabu (10/6/2020) dengan kedalaman 28 km. Hasil analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menunjukan bahwa gempabumi ini memiliki parameter M=5,5.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono menjelaskan, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya aktifitas subduksi.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," ujar Rahmat lewat keterangan tertulis, Rabu (10/6).
Guncangan gempabumi ini dirasakan di daerah Mukomuko IV MMI ( Bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah ), Pesisir Selatan, Kota Padang, Kerinci III MMI ( Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu ), Lubuk Basung, Padang Pariaman, Padang Panjang, Bukit Tinggi, Kepahiyang, Kota Bengkulu, Dharmasraya, Payakumbuh, TanahDatar II MMI ( Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang ).
Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami.
Rahmat juga menjelaskan sempat terjadi gempabumi susulan pada pukul 11.56 WIB. Hingga saat ini, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempabumi susulan (aftershock).
"Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Agar menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yg membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali kedalam rumah," jelas Rahmat.