URtrending

Ciptakan Crowdfunding dan Jasa Pengolah Sisa Makanan, Mahasiswa UB Sabet Emas di Malaysia

Urbanasia, Selasa, 9 April 2019 01.11 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Ciptakan Crowdfunding dan Jasa Pengolah Sisa Makanan, Mahasiswa UB Sabet Emas di Malaysia
Image: Inovasi Crowdfunding dan Jasa Pengolah Sisa Makanan bernama Garbargain yang mendapat medali emas di Malaysia. (Image: Garbargain Team for Urban Asia)

Urban Asia - Anak muda keren di Indonesia emang nggak ada habisnya ya.Ada lagi nih prestasi yang ditorehkan di kancah Internasional baru-baru ini oleh mahasiswa Universitas Brawijaya. Adalah Aza Nur Alisa, Fara Fazira Noorani dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan Ahmad Dani Alfaza, M. Alfan Mubarok, Dziyaa Annaufal dari Fakultas Ilmu Komputer yang berhasil merebut medali emas di International Student Affairs Invention, Innovation, and Design Competition 2019 (I-SAIID 2019). Keren kan, guys! Kompetisi ini diadakan di Universiti Teknologi Mara Kedah, Malaysia dan diikuti oleh negara-negara di seluruh dunia. Baca Juga: Sebelum ke TPS, Kenali Dulu 5 Surat Suara yang Bakal Kamu Coblos!Lalu, apa sih inovasi yang dibuat oleh Aza dan kawan-kawan ini?Inovasi yang mereka temukan bernama "Garbargain": A Solution For Pra- Prosperous Communities by Exchanged Garbage to Get the Suitable Leftover. Yakni sebuah website yang difungsikan sebagai crowdfunding atau praktik penggalangan dana dari sejumlah besar orang di area lokal Malang. Nah, itu nanti ada link garbargain. Kemudian ada menunya untuk mengisi form untuk donasi bisa berupa makanan atau uang, ungkap Aza Nur Alisa kepada Urban Asia. Baca Juga: Inilah Wanita Pertama Penerima Penghargaan Matematika Paling Bergengsi di DuniaKhusus untuk donasi makanan, website menyediakan form waktu masak meliputi tanggal dan jam. Serta pilihan apakah makanan akan diantarkan ke basecamp pengelola atau diambilkan.Untuk deteksi makanan itu layak atau tidak, nanti bisa di cek menggunakaan kertas lakmus Ph, imbuh gadis yang akrab disapa Aza ini. Nah, kalau ternyata makanan yang didonasikan tidak layak makan, pengelola garbargain akan menjadikannya pupuk kompos untuk kemudian dijual. Baca Juga: MRT Resmi Beroperasi, Yuk Pahami Beberapa Aturan Ini Sebelum Naik ya!Uang penjualan pupuk ini yang akan didonasikan kepada masyarakat target yang tidak mampu. Dan kalau makanannya layak dimakan, nanti kita pack secara merata dan disalurkan hari itu juga, tandas Aza. Selain makanan, Garbargain ini juga melayani donasi uang. Di dalam website akan ada menu tersendiri untuk donasi uang. Baca Juga: Wow, Denpasar Masuk 3 Besar Kota Sehat se-ASEAN Lho!Setelah mengisi form yang disediakan termasuk jumlah uang yang akan didonasi, donator harus mentransfer ke nomor rekening yang sudah disediakan. Terus hasil transferan difoto atau discan lalu di submit dalam form kemudian di submit, tuturnya. Makanan yang boleh didonasikan bisa apa saja tidak ada ketentuan khusus. Boleh makanan yang memang dimasak khusus untuk didonasikan, bisa juga makanan lebihan dari acara kampus, instansi atau keluarga hingga restoran atau tempat makan. Baca Juga: Hindari Ciptakan Tumpukan Sampah Plastik dengan Langkah Berikut IniIni memang sesuai dengan ide awal kami yakni menyelamatkan makanan sisa acara yang kadang banyak dan bingung mau dikasihkan ke siapa. Makanya namanya garbagain, tandas Aza.Selain unsur sosial yang tinggi yakni dalam konteks donasi untuk masyarakat kurang mampu, inovasi ini juga menonjolkan ide untuk mengelola sampah secara lebih efisien dan sistematis. Jadi, mengurangi sampah makanan yang menumpuk dan mengolahnya menjadi pupuk yang sangat berguna bagi lingkungan.Wah, semoga semakin sukses Garbargain-nya!(*)

Penulis: Nunung Nasikhah (Kontributor Malang)

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait