URtrending

Harga Tiket Meroket, Maskapai Ini Berencana Tutup Sejumlah Rute Penerbangan

Urbanasia, Sabtu, 1 Juni 2019 04.03 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Harga Tiket Meroket, Maskapai Ini Berencana Tutup Sejumlah Rute Penerbangan
Image: Image: ngopi.id

Urban Asia - Gimana guys mau mudik naik pesawat tahun ini pada bingung ya?

Udah pasti hal ini karena melonjaknya harga tiket pesawat yang bisa dibilang gila-gilaan. Ngerasa kan?

Nah, karena alasan naiknya tarif pesawat yang dilakukan oleh regulator dan beralihnya penumpang dari akomadasi jalur udara ke jalur darat membuat sejumlah perusahaan maskapai penerbangan juga ikut ketar-ketir, jadi nggak cuman kalian aja.

Salah satu yang mengalami adalah Sriwijaya Airlines.

Baru-baru ini, maskapai Sriwijaya Airlines berencana akan menutup sejumlah rute penerbangan seperti terutama rute Jakarta-Banyuwangi.

Hal ini seiring dengan kebijakan Tarif Batas Atas (TBA) tiket pesawat, sehingga kemudian berpotensi menganggu kinerja keuangan perusahaan maskapai jika masih mempertahankan rute penerbangan yang sepi peminat.

Sejumlah rute penerbangan yang berpotensi ditutup ini di antaranya adalah rute Jakarta-Banyuwangi serta tujuan luar Jawa, terutama ke wilayah Timur, seperti Papua dan Sulawesi.

"Jakarta-Banyuwangi enggak kuat, kami tutup. Juga daerah-daerah terpencil yang sama kami perhatikan, luar Jawa seperti ke Baubau dan Papua susah terbangnya, biayanya mahal,” katanya.

Direktur Utama Sriwijaya Air Joseph Adrian Saul mengatakan, rute-rute ini dianggap kalah saing dengan maskapai-maskapai lain.

“Karena memang biaya operasionalnya sendiri juga mahal. Tapi masih akan terus dianalisis, kalau memang mengganggu performance keuangan perusahaan, akan ditunda atau diberhentikan dulu,” kata dia.

Lebih lanjut, pihaknya akan kembali mengumumkan secara pasti rute-rute mana saja yang akan ditutup pasca lebaran. Sekarang masih dalam tahap kajian.

Pemangkasan rute, kata Joseph, menjadi solusi pihaknya terkait efisiensi keuangan maskapai.

Terlebih, kondisi maskapai saat ini berbanding jauh dengan yang dulu.

“Jadi kalau dulu rute yang satu rugi, bisa di-support rute yang lain, misalnya satu rute untung Rp10, yang sana rugi Rp3, masih untung Rp7. Sekarang kalau turunnya Rp7 rupiah dan untung Rp7 rupiah ya sudah susah,” katanya.

Melalui pemangkasan rute ini diharapkan bisa menormalkan keuangan perusahaan.

Ia menargetkan efisiensi biaya operasional bisa mencapai 5 persen.

"Yang paling penting efisiensi yang kami lakukan jangan sampai mengganggu safety (keselamatan), jangan juga menganggu kesejahteraan karyawan. Saya harap cost kita bisa turun 5%,” jelasnya.(*)

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait