URtrending

Kreatif! Gereja di Malang Bikin Pohon Natal dari Sampah yang Didaur Ulang

Nunung Nasikhah, Rabu, 25 Desember 2019 12.45 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Kreatif! Gereja di Malang Bikin Pohon Natal dari Sampah yang Didaur Ulang
Image: Pixabay

Malang - Pohon Natal sih identiknya dibuat dari pohon cemara ya. Namun beda halnya dengan pohon Natal di Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Jemaat Kedungkandang, Kota Malang, guys.

Alih-alih memakai pohon cemara, para jemaat di gereja ini justru menyulap sampah yang didaur ulang menjadi pohon Natal.

Usut punya usut, aksi pemanfaatan sampah daur ulang ini karena jemaat GKJW berusaha untuk melaksanakan program dari pemerintah untuk go-green.

Nah, sebelum dipasang untuk menyemarakkan perayaan Natal, Panitia Perayaan Natal GKJW Jemaat Kedungkandang lebih dulu mengadakan lomba untuk membuat pohon Natal dari bahan daur ulang.

Baca juga: Mushola di Geraja Surabaya, Bukti Indahnya Toleransi Antar Umat Beragama

Menurut hasil lomba, terpilihlah lima pemenang yang paling kreatif. Hasil karya yang berupa pohon Natal daur ulang tersebut diputuskn untuk dipajang selama prosesi perayaan Natal tahun ini.

Pohon natal daur ulang tersebut menggunakan bahan yang sudah tak terpakai lagi seperti botol plastik bekas, kantong kresek, hingga kertas bekas.

Agar pohon bisa berdiri dengan sempurna, ditambahkan besi silinder bekas pembangunan kemudian tatakannya menggunakan kaleng cat atau pot bekas.

Menurut informasi, rata-rata pohon natal menghabiskan dana sekitar Rp 200 ribu termasuk aksesoris dan hiasan yang dipakai agar semakin estetis.

Baca juga: Hari Natal, Risma Beri Pesan Damai di Gereja Bekas Lokasi Bom Surabaya

Proses pembuatan pohon Natal ini kurang lebih dikerjakan selama satu minggu, mulai dari pengumpulan sampah plastik, pencucian, penjemuran hingga dipotong-potong dan dirangkai menjadi pohon natal.

text Pohon Natal dari sampah yang didaur ulang. (Istimewa)

Nah, masing-masing pohon natal daur ulang ini mempunyai tinggi kurang dari 2,5 meter, guys.

Ketua Panitia Perayaan Natal GKJW Jemaat Kedungkandang, Yohannes Krisdianto mengatakan, aksi ini merupakan upaya untuk menjaga hubungan manusia dengan alam. Namun tidak meninggalkan unsur kebersamaan yang menjadi khas perayaan Natal.

Yohannes berharap, krestivitas ini tak hanya dilakukan di tahun ini saja. Namun juga tahun-tahun berikutnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait