URtrending

Mengintip Cara Desainer Adidas dan Brand Lain dalam Mengurangi Limbah Plastik

Urbanasia, Senin, 22 Oktober 2018 13.32 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Mengintip Cara Desainer Adidas dan Brand Lain dalam Mengurangi Limbah Plastik
Image: Sumber: Adidas.com

Urban Asia – Oke, mungkin kita memang bisa mencegah penggunaan sedotan plastik dalam keseharian, tetapi bagaimana dengan limbah dan sampah-sampah yang sudah terlanjut mengapung di lautan? Pernah berpikir sejauh itu? Nah, selain Starbucks, America Airlines, dan peraturan di seluruh kota Seattle, Washington, Amerika Serikat yang mengumumkan bahwa mereka akan melarang penggunaan sedotan plastik, beberapa desainer ini juga mencoba menguranginya dengan mendaur ulang plastik menjadi sebuah mahakarya yang bisa dijual kembali. Yep, para desainer ini memiliki teknologi alat baru yang dapat mengubah limbah plastik menjadi kain. Brand Adidas dan Stella McCartney berkolaborasi dengan Parley for the Oceans untuk membuat sepatu, pakaian, dan aksesoris dengan benang khusus yang terbuat dari limbah plastik yang ditemukan di pinggir pantai. Salah satunya produk Adidas Ultraboost Parley Shoes yang mulai dijual dari harga $180 hingga $200. Untuk brandnya sendiri, Stella McCartney membuat sepatu perempuan ready-to-wear tanpa lem, juga terbuat dari serat nilon daur ulang dan bahan non-PVC untuk koleksi ‘Lucite’-nya. Adapula brand atletik indie Girlfriend Collective, yang mendedikasikan untuk mendaur ulang sampah plastik dengan mengolahnya menjadi sepasang legging yang terbuat dari 25 buah botol air plastik dan kaos yang terbuat dari 100% cupro yang ramah lingkungan. Rilisan terbaru adalah Lite legging yang dibuat dengan Econyl, yaitu kain buatan perusahaan Aquafil dari Italia. Kain itu terdiri dari jaring ikan nilon yang ditemukan di lautan. Uniknya, kamu enggak akan pernah tahu kalau legging tersebut terbuat dari sampah, karena legging tersebut ramping, elastis, dan sangat lembut di kulit. Selain itu, produk itu sangat ringan dan lembang, yang sangat ideal dikenakan saat musim panas atau saat udara sedang panas-panasnya. Beberapa desainer pakaian renang di luar negeri seperti Araks Yeramyan, Tropic of C by Candice Swanepoel, Vitamin A by Amahlia Stevens, dan Mara Hoffman menggunakan serat benang bernama econyl serta repreve. Jenis kain ini sangat populer dan cocok dengan kegiatan atletik dan renang karena produk ini licin, berteknologi tinggi, dan cepat kering. Selain itu, koleksi Resort 2019 milik Maggie Marilyn seperti rok putih lipit terbuat dari 100% daur ulang botol air plastik. Brand Svilu by Marina Polo & Britt Cosgrove mengembangkan kain jenis taffeta yang terbuat dari botol. Kain ini memiliki lapisan halus dan semi-kaku, cocok untuk gaun Vestry buatan mereka. Dengan membaca informasi di atas, kami pikir mungkin ini adalah waktu yang tepat untuk menyelami gaya hidup tanpa sedotan plastik. Selain membantu lautan menjadi bersih, kalian juga bisa memposting hal ini ke Instagram. Juga, berhenti menggunakan sedotan plastik bisa jadi merupakan ‘kemenangan’ kecil yang bisa kamu rasakan. Bangga gitu deh, karena dari hal kecil itu bisa meningkatkan kesadaran mengenai bahaya penggunaan sedotan dan alat-alat makan plastik, karena mereka hanya bisa digunakan sekali. Karena menurut organisasi For a Strawless Ocean, kebanyakan sedotan plastik terlalu ringan untuk bisa masuk melalui alat penyortir daur ulang, sehingga mereka lolos dari celah-celah dan berakhir di tempat pembuangan sampah, dimana mereka akan mengendap selamanya dan tidak akan bisa terurai sampai 50 – 100 tahun. Duh! Pada akhirnya, jutaan sedotan plastik dan berbagai macam bentuk plastik, dibuang dan berakhir di lautan. Dengan mengambang di lautan, limbah plastik tersebut telah merusak satwa liar, salah satunya penyu. Dilansir dari Vogue, Ellen MacArthur Foundation mengatakan, jika hal ini terus berlanjut, lautan bisa mengandung lebih banyak plastik daripada makhluk laut pada tahun 2050 nanti. Nah lho! Dengan adanya hal ini, sudah pasti sangat membantu menurunkan persentase limbah plastik yang mengapung di lautan. Yay!

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait