URtrending

Merawat Budaya dengan Menggaungkan Kembali Seni Barongan

Nunung Nasikhah, Selasa, 6 Agustus 2019 02.55 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Merawat Budaya dengan Menggaungkan Kembali Seni Barongan
Image: Suasana Festival Barongan di Lapangan Ndawung Desa Kedungsalam, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang. (Image: Tim KKN 84 UMM)

Banyak perayaan-perayaan budaya yang kian terpinggirkan terkalahkan oleh selebrasi budaya asing yang dianggap lebih modern dan lebih keren.

Padahal budaya sendiri memiliki seni yang jauh lebih tinggi yang disukai wisatawan dari luar negeri.

Agaknya inilah yang menjadi misi warga Kabupaten Malang yang menggelar festival barongan di Lapangan Ndawung Desa Kedungsalam, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang, akhir pekan lalu.

Ketua Panitia, Luguh Wasono menjelaskan, festival Barongan ini ditunjukkan untuk menggaungkan seni budaya Barong agar tetap lestari.

Lalu juga untuk meningkatkan kreativitas insan seni budaya serta menciptakan komunikasi dan hubungan baik antar pelaku seni.

“Saya berharap kegiatan ini dapat menjadi event tahunan,” ungkap Luguh.

Festival barong ini diikuti sebanyak 44 peserta dari seluruh wilayah Kabupaten Malang. Menariknya perlombaan kali ini tidak hanya diikuti oleh kalangan laki-laki saja, akan tetapi perempuan dan anak-anak.

Hal ini membuktikan bahwa kesenian Barongan tidak membatasi gender dan usia pemainnya.

Perlombaan dibagi menjadi menjadi dua babak yakni babak penyisihan dan final yang diikuti oleh 30 orang peserta.

Sementara kriteria penilaian ditekankan pada kelincahan gerak pemeran barong dan penjiwaan karakter.

"Fashion, tata busana, kostum dan keindahan barong, serta etika dan tata krama pemeran barong," ujar Luguh.

Baca Juga: Festival Tepi Sawah: Belajar Budaya Indonesia Melalui Workshop

Kesenian barongan ini mencerminkan sifat-sifat kerakyatan, spontanitas, kekeluargaan dan kesederhanaan.

Lalu juga sifat kasar, keras, kompak, dan keberanian yang berlandaskan kebenaran. Pemainnya memakai kostum yang menyerupai singa barong sebagai bentuk samaran makhluk berkaki empat dengan kepala singa.

"Selain tentunya melestarikan budaya khas Malangan, agenda ini juga mempromosikan Kabupaten Malang itu sendiri, khususnya Desa Kedungsalam Kecamatan Donomulyo sebagai Desa Budaya. Selain itu juga acara ini digelar utamanya memperingati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang ke-74," imbuh Luguh.

Selain Barong, dalam festival ini juga digelar senam anti narkoba bersama siswa-siswi SDN 4 Kedungsalam. Lalu dilanjutkan dengan senam Lien Tien Kung dan lomba mewarnai tingkat Taman Kanak-kanak (TK) dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang diikuti 287 peserta.

"Seluruh warga sangat antusias," tambahnya.

Festival ini dipelopori oleh kelompok Kuliah Kerja Nyata 84 Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) 2019 yang mencoba kembali menggaungkan kesenian khas Jawa Timur, Seni Barongan.

Kelompok KKN ini berhasil mengundang antusiasme warga untuk mengenalkan kebudayaan Jawa agar tidak punah.

“Agar anak-anak muda bisa melestarikan kebudayaan Jawa, dan tentu saja agar tidak dilupakan begitu saja,” tutur Eko, salah satu warga Desa Kedungsalam.(*)

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait