URtrending

Setelah Jadi Menteri, Prabowo Akhirnya Boleh Masuk Amerika Serikat

Anisa Kurniasih, Jumat, 1 November 2019 13.30 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Setelah Jadi Menteri, Prabowo Akhirnya Boleh Masuk Amerika Serikat
Image: Menteri Pertahanan di Kabinet Indonesia Maju, Prabowo Subianto saat disambut di Kementerian Pertahanan. (Instagram @prabowo)

Jakarta - Setelah sekian lama sempat dilarang masuk Amerika Serikat, Prabowo Subianto kini dikabarkan bisa berkunjung ke Negeri Paman Sam tersebut.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengklaim bahwa Prabowo sudah bisa masuk AS.

Ia juga menyatakan bahwa Prabowo yang kini menjabat sebagai Menteri Pertahanan (Menhan) tersebut dalam waktu dekat akan menghadiri sebuah acara di Amerika Serikat.

Dasco menyatakan semenjak jadi Menhan ada beberapa dari negara yang hendak bersilaturahmi dengan Pak Prabowo, termasuk dari tim Amerika Serikat.

Baca Juga: Jadi Sorotan Netizen, Begini Kisah Cinta Prabowo dan Titiek yang Nggak Banyak Orang Tahu

Kemudian dalam terdapat juga undangan untuk berkunjung yang justru belum bisa ditanggapi oleh Prabowo.

Menengok cerita di masa lalu, seperti diketahui Prabowo Subianto memang sempat dilarang masuk Amerika Serikat.

Peristiwa tersebut terjadi pada tahun 2000 lalu saat itu Kementerian Luar Negeri AS menolak Prabowo karena alasan kasus masa lalu yang pernah dialaminya.

Dikutip dari BBC, Prabowo juga pernah ditolak masuk ke Amerika pada Maret 2014 ketika hendak menghadiri wisuda puteranya, 23 oktober 2017.

Prabowo Subianto dianggap menjadi masalah, lantaran latar belakang masa lalunya saat mengabdi di militer.

Baca Juga: Dulu Lawan Politik, Trenggono Kini Jadi Wakil Prabowo

Nama Prabowo masuk dalam daftar hitam Amerika karena dirinya dinilai melakukan pelanggaran HAM.

Saat bertugas di Timor Timur, Prabowo menjadi komandan sebuah grup yang bertugas dari 1978-1979.

Lalu Prabowo kembali tersandung kasus di ujung kekuasaan Soeharto.

Kala itu, dirinya menjabat sebagai Komandan Jenderal Kopassus yang dituding terlibat penculikan aktivis.(*)

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait