URnews

Upacara HUT RI ke-74 di Malang Digelar Perdana di Stadion Tertua di Indonesia, Ini Sejarahnya

Nunung Nasikhah, Selasa, 20 Agustus 2019 09.28 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Upacara HUT RI ke-74 di Malang Digelar Perdana di Stadion Tertua di Indonesia, Ini Sejarahnya
Image: Upacara di Stadion Gajayana (Humas Pemkot Malang)

Upacara bendera dalam rangka memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-74 di Kota Malang cukup berbeda. Pasalnya, tak seperti tahun sebelum-sebelumnya, upacara Agustusan ini digelar di Stadion Gajayana, bukan di depan gedung Balaikota.

“Ya ini, kali pertama kembali upacara HUT Kemerdekaan RI ditempatkan di Stadion Gajayana,” ungkap Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji, usai menjadi inspektur upacara peringatan detik-detik Proklamasi.

Upacara HUT RI-74

Baca Juga: Bonus Agustusan: Polres Malang Gratiskan Pembuatan SIM, Begini Syaratnya!

Sutiaji menambahkan, ini bukan tanpa alasan. Pasalnya, ada kegelisahan bahwa sekarang ini, nilai patriotisme dan nasionalisme generasi muda semakin luntur.

Juga selain itu, Stadion Gajayana dipilih karena merupakan salah satu saksi bisu perjuangan arek Malang merebut kemerdekaan. Stadion ini digadang-gadang sebagai stadion tertua di Indonesia. Gimana ya sejarahnya?

Menurut berbagai sumber, Stadion Gajayana ini dibangun tahun 1924, sepuluh tahun setelah Malang ditetapkan sebagai kota praja. Sesuai tahunnya, stadion ini dibandgun saat masa penjajahan Belanda. Melihat tahun berdirinya, maka tak heran jika Stadion Gajayana dianggap sebagai stadion tertua di Indonesia.

Saat itu, Stadion Gajayana membutuhkan biaya sekitar 100.000 Gulden untuk pembangunannya. Selain stadion, dibangun pula lapangan sepak bola kecil dan kolam renang. Pembangunan selesai selama 2 tahun yakni 1926.

Stadion ini pernah menjadi markas dua tim sepak bola besar asal Malang, yakni Arema dan Persema. Hanya saja saat ini, Arema lebih sering menggunakan Stadion Kanjuruhan di Kepanjen.

Stadion Gajayana

Stadion Gajayana juga sempat menjadi saksi saat Arema FC mengangkat trofi Juara Galatama pada musim 1992-1993. Arema juga memakai stadion ini sebagai homebase di babak penyisihan grup di Liga Champions Asia 2007.

Dari masa ke masa, stadion ini mengalami 2-3 kali pemugaran. Sementara untuk perbaikan dan renovasi bisa dibilang tidak terhitung.

Renovasi besar-besaran rumput Stadion terjadi pada akhir tahun 2002 hingga awal tahun 2003. Renovasi saat itu menelan dana sebesar Rp 125 juta untuk perbaikan lapangan seperti pengerukan, penataan ulang lapangan, dan penanaman rumput baru.

Renovasi kemudian dilanjut tahun 2008 untuk menyempurnakan kekurangan segi teknis lapangan yang masih tampak.

Baca Juga: Walikota Malang Sutiaji Minta Maaf pada Gubernur dan Masyarakat Papua Barat

Stadion Gajayana pernah merekam rekor jumlah penonton full 30 ribu orang dalam laga Arema vs Persekabpas Kabupaten Pasuruan di Copa Indonesia 2007-2008 dan laga derby Malang antara Persema Malang vs Arema di kompetisi Indonesia Super League (ISL) 2009-2010.

Sementara untuk rekor laga internasional, rekor penonton terbanyak mencapai 25 ribu orang dalam laga Arema vs Kawasaki Frontale (Jepang) di Liga Champions Asia 2007. Padahal dulu di awal pembangunan, stadion ini hanya berkapasitas sekitar 5 ribu hingga 10 ribu penonton saja.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait