Usai Dikritik, Pemerintah Buka Sayembara Desain Istana Ibu Kota Baru

Jakarta - Pemerintah membuka opsi sayembara desain istana negara di ibu kota baru, Kalimatan Timur. Opsi tersebut diambil usai rancangan istana negara berbentuk burung garuda menuai kritik dari asosiasi arsitek dan warganet.
Pradesain karya seniman patung Nyoman Nuarta ini dinilai tidak mencirikan kemajuan peradaban bangsa Indonesia di era digital dengan visi yang berkemajuan dan era bangunan emisi rendah.
Menteri Bappenas, Suharso Monoarfa, mengatakan masih memikirkan jenis dan konsep sayembara yang akan digelar nantinya.
"Nanti kita lihat apakah akan membuat sayembara istana negara atau sayembara arsitek dari gagasan bentuk garuda atau bagaimananya, nanti kita akan pikirkan," ujar Suharso seperti dikutip dari Antara, Kamis (8/4/2021).
Menurut Suharso, apabila sayembara desain istana dilakukan, pemerintah akan menerapkan kaidah ketat sesuai dengan undang-undang arsitek. Gambar arsitektur pun harus dibuat oleh orang yang ahli dan bisa dipertanggungjawabkan.
"Begitu juga dengan Ibu Kota Negara (IKN). Ketika bangun master plan, kita undang konsultan dunia yang punya sejarah dan pengalaman di sektor perencanaan kota yang diakui secara internasional sehingga tidak melanggar undang-undang yang ada di kita," jelas Suharso.
Suharso juga menyinggung soal desain istana negara yang sempat viral. Dia menjelaskan makna dari karya tersebut harus menjadi perhatian. Sebab pemerintah ingin Istana Negara RI baru melambangkan identitas bangsa dan bersifat Indonesia sentris.
"Sebagai gagasan gedung, why not. Nanti ke-arsitekturannya silahkan arsitek mikir. Dari sisi security, civil engineering, affordable atau tidak. Yang penting adalah pesan di balik ini (desain). Kenapa diinginkan bangunan yang bentuknya seperti itu," papar Suharso.
"Kalau ada yang bisa mewakili (identitas bangsa) ya monggo. Untuk sebuah gagasan ide presiden menawarkan. Ini pradesain jadi silakan kita terbuka," pungkasnya.