Warga Malang Was-was, Banyak Pemudik Pulang Kampung

Malang – Banyaknya perantau yang memilih untuk pulang ke kampung halaman tak hanya menyisakan kekhawatiran bagi para pemangku jabatan. Namun juga masyarakat yang ada di daerah, termasuk warga Malang.
Kekhawatiran tersebut juga dirasakan oleh Dian Ayu Antika, salah seorang warga Kota Malang yang tinggal di Kecamatan Sukun.
Kepada Urbanasia, perempuan yang akrab disapa Tika tersebut mengaku khawatir dengan kedatangan para pemudik yang berbondong-bondong pulang ke Malang, khususnya mereka yang datang dari Jakarta.
“Karena kita enggak tahu mereka terinfeksi atau enggak. Covid-19 ini kan ada masa inkubasi selama 14 hari dan sekarang ada yang positif tanpa gejala. Kan ngeri,” tuturnya.
Tika mengatakan bahwa dengan banyaknya pemudik yang berdatangan dari wilayah terjangkit, usahanya untuk melakukan pencegahan Covid-19 di lingkungannya melalui physical distancing tidak akan efektif.
Baca Juga: Tipe-tipe Pemudik, Kamu Termasuk yang Mana?
“Aku pun ya sudah melakukan physical distancing dengan segala upaya. Kok eeeeeeee ini grudukan dari Jakarta. Efektif nggak?” ujarnya.
Senada dengan TIka, Siti Muthmainnah yang merupakan warga Kecamatan Blimbing Kota Malang mengaku tak sepakat dengan keputusan para perantau untuk mudik ke kampung halaman.
“Aku sendiri yang berada di zona merah (Malang) menahan diri untuk tidak pulang kampung. Bagaimana pun, bisa jadi menurut kita, diri kita bersih. Ternyata bawa virus,” tandasnya.
Ia juga mengaku sangat insecure dengan kedatangan pemudik dari Jakarta. Meski belum ada di lingkungan sekitarnya, namun ia mengaku telah was-was dan menganggap bahwa apa saja yang berasal dari Jakarta rentan dihinggapi virus corona.
“Jangankan orang dari Jakarta. Aku ada kiriman barang dari Jakarta saja langsung was was,” tegasnya.
“Kemarin juga ketemu teman yang dari Surabaya. Itu aja aku gemetar setengah mati dan nggak mau diajak salaman (berjabat tangan),” imbuhnya.
Baca Juga: Tipe-tipe Pemudik, Kamu Termasuk yang Mana?
Kekhawatiran juga dirasakan oleh Nur Ramahanisnaini, warga Kecamatan Wajak Kabupaten Malang. Di daerah dekat kampungnya, bahkan banyak pemudik yang berasal dari Malaysia.
Ia merasa geram sebab banyak buruh migran di tetangga desanya yang enggan mengisolasi diri dan justru ikut berkerumun dengan warga desa lainnya.
“Nggak dari kota lain aja yang masuk. TKI-TKI juga banyak yang masuk. Masih banyak yang ngeremehin. Mungkin karena “musuh”-nya tak kasat mata,” ucapnya.
Fenomena ini, membuat para warga Malang menaruh harapan yang besar pada Pemerintah di daerah setempat.
Untuk menghentikan laju pemudik, menurut Tika, saat ini, imbauan saja tak cukup. Ia berharap ada langkah tegas dari pemangku kepentingan di daerah.
“Misalkan nih dari Dinas terkait entah Kementerian Perhubungan atau apapun itu melarang dengan tegas soal mudik. Bila perlu tindakan tegas, tutup jalan kah atau apa,” terangnya.
“Kalau dari tingkat RT didata siapa saja pendatang dan diawasi dengan ketat. Jangan sampai mudik. Kalau perlu dari pemerintah pusat melakukan karantina wilayah,” pungkasnya.