URtrending

Waspada! Hujan Diprediksi November, Ancaman Bencana Hidrometeorologi Menghantui

Nunung Nasikhah, Rabu, 23 Oktober 2019 08.55 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Waspada! Hujan Diprediksi November, Ancaman Bencana Hidrometeorologi Menghantui
Image: Ilustrasi (pixabay)

Malang - Periode musim di Indonesia lazimnya berubah setelah selama enam bulan. Namun kini sebagai dampak adanya perubahan iklim, musim kemarau kian panjang namun durasi hujan terus bertambah pendek.

Menurut prediksi Badan Metorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Karangploso menyebutkan, hujan tahun ini akan turun di awal November atau molor satu bulan dari biasanya.

Dari 60 Zona Musim (ZOM) yang ada di Jawa Timur, terdapat 38 ZOM yang memasuki musim hujan pada periode November, termasuk diantaranya Kota Malang.

Baca Juga: Keluhkan Cuaca Surabaya Hingga 35 Derajat Celcius, Netizen Bikin Meme Kocak

"Meski sifat hujannya termasuk normal, namun puncak musim hujan akan terjadi sekitar Januari, ungkap Mahfuzi, Analis Bencana BPBD Kota Malang.

Seolah menjadi kegiatan rutin, tiap hujan turun ada saja kasus kejadian bencana yang menimpa Kota Malang.

Dari catatan Pusdalops BPBD Kota Malang, tahun 2018 lalu tercatat 222 kasus bencana. 14 kasus diantaranya genangan air, angin kencang 12 kasus dan tanah longsor 50 kasus. Ini berarti 34 persen dari total kejadian adalah bencana hidrometeorologi.

Baca Juga:Masuki Level Cuaca Sangat Tidak Sehat, Pemkot Riau Minta Sekolah Libur

Bencana hidrometeorologi merupakan bencana yang diakibatkan oleh beberapa parameter meteorologis seperti kelembaban, curah hujan, suhu dan angin.

"Akibat bencana 2018 lalu, 3 orang dinyatakan meninggal, 10 orang luka-luka dan 65 orang lainnya harus mengungsi ke tempat lain. Kerugian akibat bencana pun menelan biaya hingga Rp. 6,6 milyar," imbuh Mahfuzi.

Mahfuzi menambahkan, datangnya musim hujan takkan pernah lepas dari bahasan hujan air, tanah lebat, genangan, longsor, angin kencang hingga pohon tumbang.

Sebagai bentuk respon dan perhatian, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang telah merencanakan dan melakukan mitigasi. Upaya mitigasi dilakukan sebagai antisipasi bencana dari sebelum, saat terjadi dan sesudah kejadian.

Baca Juga: Menjaga Kulit Tetap Lembab di Tengah Cuaca Panas Saat Ini

"Dalam beberapa langkah kami telah memasang windsock (kantung angina, red) di lima titik. Juga memberikan peringatan dini lewat media sosial serta siar ulang data milik Jasa Tirta tentang kenaikan debit di sungai-sungai. Termasuk menyiapkan dan menerjunkan TRC untuk melakukan monitoring,” tutur alumnus Disaster Management Unsyiah Aceh ini.

Meski bencana sepenuhnya tak bisa diramalkan kapan terjadinya, namun berkat pendekatan keilmuan bencana bisa dihindari. Mahfuzi pun meminta langkah preventif yang dilakukan pemerintah hendaknya diimbangi dengan peran masyarakat dengan pemantauan dan monitoring lingkungan masing masing.

"Tingkatkan kewaspadaan. Jika hujan lebat disertai angin, jangan berteduh di bawah pohon. Yang bermukim di lereng bukit atau bantaran sungai agar berhati-hati dengan arus sungai dan kenaikan debit. Jika melihat adanya potensi bencana tersebut agar segera menghubungi BPBD kami,” pungkasnya.(*)

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait