Beautydoozy

Waterless Beauty: Cintai Kulit, Cintai Bumi

Ika Virginaputri, Senin, 30 Mei 2022 18.53 | Waktu baca 5 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Waterless Beauty: Cintai Kulit, Cintai Bumi
Image: Produk skincare (Foto: Freepik)

Nggak hanya menjadi unsur penting buat kehidupan, air menjadi salah satu elemen utama pada berbagai produk kecantikan. Mulai dari skincare, kosmetik, hingga produk perawatan kulit, semuanya memiliki kandungan air di dalam ramuannya.

Di dalam produk kecantikan, air berfungsi sebagai pelarut bahan aktif yang terkandung di dalamnya. Selain air, minyak juga dapat digunakan sebagai pelarut, tergantung dari manfaat dan fungsi produk tersebut.

Melansir situs Cosmetic Business, kandungan air dalam sebuah kemasan lotion atau krim kecantikan berkisar antara 60% hingga 90%. Produk mandi seperti sabun cair atau shampo bahkan bisa sampai 90%.

Menurut dokter Gloria Novelita SpKK, ada beberapa fungsi kandungan air dalam produk kecantikan selain sebagai bahan pelarut.

“Jadi kandungan air itu fungsinya banyak sekali ya, mulai dari secara kimiawi dibutuhkan supaya bahan aktif suatu produk itu bisa tercampur dengan baik. Yang kedua, supaya konsistensinya sesuai dengan yang diharapkan pembuat produk. Tentu sesuai produknya apa ya, entah untuk makeup, entah untuk skincare. Terus yang ketiga juga supaya mudah digunakan. Yang keempat adalah menyesuaikan dengan kondisi lingkungan juga. Apakah produk itu digunakan di daerah yang lebih panas, misalnya di daerah tropis,” kata dokter Gloria kepada Urbanasia.

1653911158-ils---shutterstock.jpgSumber: Produk waterless dengan bahan aktif yang lebih dominan disebut-sebut lebih efektif dibanding produk water-based (Foto: Shutterstock)

Meski kandungan air dalam produk memiliki fungsi yang penting, kandungan ini secara otomatis bakal mengurangi konsistensi produk sekaligus kandungan bahan aktif di dalamnya. Dokter Gloria mencontohkan, produk deterjen yang berbentuk konsentrat biasanya digunakan lebih irit ketimbang yang lebih cair. Hal itu disebabkan oleh kandungan bahan aktif yang lebih dominan dibandingkan airnya.

Nah, nggak jauh beda sama produk kecantikan, Guys. Makin sedikit kandungan airnya, maka makin dominan pula bahan aktifnya.

“Misalnya skincare isinya niacinamide. Itu kan nggak bisa hanya niacinamide aja. Bahan aktifnya niacinamide dalam apa? Dalam aqua atau air. Kemudian biasanya juga ditambahkan pelembap, gliserin dan sebagainya. Jadi, bayangin kalau airnya makin sedikit, berarti makin concentrated kan? Makin pekat. Misalnya fungsinya untuk anti jerawat, ya akan lebih kuat,” jelas dokter Gloria.

“Dari sisi manfaat, kita mendapat benefit produk lebih banyak, lebih cepat, karena dia concentrated. Kalau dia makeup berarti dia lebih cover. Kalau dia skincare, kalau dia pelembap, berarti lebih lembap karena kan lebih kental, lebih efektif," lanjutnya.

Efektif dan Ramah Lingkungan

Kandungan air dalam produk kecantikan nggak cuma membawa pertanyaan seputar seberapa efektifkah produk kecantikan yang banyak mengandung air. Namun, penggunaan air yang cukup banyak dalam pembuatan produk kecantikan juga menimbulkan concern tersendiri terkait cadangan air bersih di muka bumi ini.

Urbanreaders mungkin pernah menyimak ulasan dari PBB yang menyebut bahwa dunia akan menghadapi krisis air bersih pada tahun 2030 dan diprediksikan lebih dari 5 miliar penduduk dunia akan kesulitan mengakses air bersih pada tahun 2050.

Tak hanya perubahan iklim dan populasi dunia yang mendasari ancaman krisis air air global, namun juga penggunaan air bersih yang tidak bijak.

Berangkat dari kesadaran ini, produsen produk kecantikan pun mulai mengembangkan konsep waterless beauty, yang menjanjikan produk ramah lingkungan plus lebih efektif digunakan. Konsep waterless beauty mengenalkan produk kecantikan dengan meminimalisir kandungan air. Produk waterless ini dinilai bisa jadi salah satu solusi yang ditawarkan industri kecantikan dalam mengupayakan konservasi air.

Seperti yang dijelaskan dokter Gloria, produk waterless ini bakal meningkatkan efektivitas pemakaian suatu produk. Ditambah lagi, berkurangnya kandungan air dalam produk artinya berkurang pula kandungan bahan pengawet yang biasanya jadi masalah para pemilik kulit sensitif.

Ibarat makanan, dokter Gloria menjelaskan bahwa produk yang mengandung banyak air bakal lebih cepat ‘basi’.

“Kalau kita makan atau masak yang watery-watery, kan cepet basi ya (dibandingkan yang kering-kering). Jadi butuh pengawet. Makin watery, makin butuh pengawet. Nggak semua pengawet itu buruk, tapi ada orang-orang yang alergi dengan pengawet-pengawet tertentu. Jadi, formulasi yang waterless ini kemungkinan akan lebih aman untuk orang-orang yang kulitnya sensitif karena dia less preservatives,” ungkap dokter lulusan Universitas Indonesia ini.

Efek Samping Produk Waterless

Meski konsep waterless ini terdengar mumpuni banget sebagai produk kecantikan, ternyata ada efek samping juga yang mesti diperhatikan. Dokter Gloria bilang, produk yang minim kandungan air bisa menimbulkan masalah buat pemilik kulit sensitif.

“Kulit sensitif tuh bisa sensitif terhadap preservatives, atau bisa juga sensitif kalau bahan aktif suatu produk terlalu tinggi. Seandainya dia waterless dia akan lebih pekat kan? Nah, kalau lebih pekat, digunakan rutin, sedangkan kulit kita tipe yang berjerawat, maka ada kemungkinan lebih mudah tersumbat, jadi komedo, dan jerawatnya aktif,” dokter Gloria menjelaskan.

“Nah kemudian konsekuensi lain, saat kita oleskan di muka, kalau kulitnya sensitif, kadang karena konsentrasinya lebih tinggi jadi lebih mudah merah, lebih mudah gatal," imbuhnya lagi.

So, nggak bisa sembarangan dan harus tetap hati-hati ya, Guys? Di satu sisi, dengan kandungan bahan aktif yang lebih tinggi memang lebih tepat guna. Namun di sisi lain, kamu juga harus menyesuaikan dengan jenis kulit sebelum menggunakan produk waterless.

Buat pemilik kulit sensitif yang ingin menjajal produk waterless, dokter Gloria punya tips nih, Guys. Untuk mengurangi kepadatan konsentrat bahan aktif produk waterless, kamu bisa mengkombinasikannya dengan produk lain.

“Kalau yang kulitnya sensitif, ingin menggunakan produk waterless beauty tapi terlalu iritatif, bisa dikombinasi misalnya dengan menggunakan moisturizer dulu, baru menggunakan produk yang dimaksud. Jadi water-nya sudah ada di kulit kita. Intinya kita mengencerkan dulu kandungan bahan aktif tadi itu,” ujar dokter Gloria.

Tergantung Suhu dan Iklim

Di Indonesia sendiri, produk waterless belum banyak dikembangkan. Menurut dokter Gloria, kenyamanan produk waterless ini dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Buat kita penduduk negara tropis, kandungan air dalam sebuah produk masih sangat dibutuhkan. Beda dengan konsumen di negara 4 musim yang memang cocok dengan produk berkonsentrat tinggi.

“Most typical kulit kita di negara tropis seperti di Asia, itu berminyak, banyak juga yang kulit sensitif. Jadi, dengan formulasi yang sifatnya cair atau liquid itu lebih banyak digunakan. Yang kedua, juga karena suhu lingkungan di negara tropis. Jadi misalnya kita orang Indonesia tinggal di Eropa, di sana kita bisa menggunakan produk-produk yang lebih creamy. Tapi, saat kembali ke sini, nggak bisa. Basic-nya nggak nyaman. Jadi ada faktor dari tipe kulit dan ada faktor lingkungan,” jelas dokter Gloria.

Seperti halnya produk kecantikan yang lain, produk waterless juga cocok-cocokan sama kondisi kulit kita, Guys. Nggak ada salahnya 'test drive' dulu buat tahu cocok-nggaknya, sebelum kamu beli produknya. Dokter Gloria menyarankan untuk mencoba produk di area belakang telinga. Jika setelahnya aman nggak ada masalah, baru lanjutkan pemakaian di permukaan tubuh yang lebih luas, seperti di wajah atau area tubuh.

“Menggunakan produk waterless beauty mungkin coba untuk yang sifatnya sehari-hari dulu, contohnya kayak cleanser, sabun wajah, sabun badan, produk makeup juga boleh. Misalnya pakai foundation atau bedak yang waterless. Pakai yang simpel dulu deh, produk-produk yang tanpa bahan aktif tertentu. Tapi kalau seperti serum, mungkin lihat kondisi kulitnya. Kalau kondisi kulitnya normal sih oke,” saran dokter Gloria.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait