Wih! Kemendikbud Bagi-bagi Jutaan Gadget untuk Sekolah, Buat Apa Ya?
Malang - Kabar bahagia datang dari bidang pendidikan Indonesia. Kabarnya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan menjalankan program digitalisasi sekolah khususnya untuk wilayah tertinggal, terdepan dan terluar (3T).
Salah satu langkah yang akan dilakukan untuk mendukung program ini yakni dengan membagikan 2,1 juta gadget di sekolah-sekolah sasaran. Kabar tersebut disampaikan langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy selepas menghadiri acara di Universitas Negeri Malang (UM), Senin (2/9).
“Itu platform untuk konten dan pembelajaran gratis, tapi juga ada konten dan portal yang berbayar,” ungkap Muhadjir kepada awak media.
Kendati demikian, Muhadjir menambahkan, pihaknya juga akan menyiapkan portal gratis. Semuanya akan dilakukan secara bertahap mulai tahun ini. Renacanya, pencanangkan digitalisasi sekolah ini akan mulai dari wilayah 3T.
Baca juga: Masih Inget Kan! 5 Pahlawan Nasional Penggerak Kemerdekaan dalam Dunia Pendidikan
Untuk menjaga koneksi, Muhadjir mengaku telah berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo). Kemedikbud telah memeberitahu Kominfo soal sekolah afirmasi yang hingga saat ini belum memiliki jaringan.
“Sudah koordinasi dengan Kominfo dan sekarang kami prioritaskan daerah yang sudah terakses internet. Yang diprioritaskan pertama sekolah, kemudian puskesmas baru kantor pemerintah,” jelasnya.
Rencananya tidak hanya membagikan 2,1 juta gadget saja. Kemendikbud juga akan terus berupaya memasang target hingga 10 juta gadget ke sekolah-sekolah untuk mensukseskan program ini.
Baca juga: Telkomsel dan Telkom University Akselerasikan Digitalisasi Pendidikan
“Rencananya tahun depan target kami bisa 10 juta. Kami sudah mendata sekolah-sekolah mana saja yang akan mendapatkannya” jelas Muhadjir.
Anggaran gadget ini diambil melalui dana Biaya Operasional Sekolah (BOS) afirmasi untuk wilayah 3T. BOS afirmasi dan kinerja ini, menurut Muhadjir memang ditujukan untuk digitalisasi sekolah.
“Sistemnya bertahap karena kami ambilkan dari BOS afirmasi dan kinerja. Mendapatkan BOS tambahan afirmasi dan kinerja untuk mulai menggunakan virtual sebagai sumber belajar, seperti dianjurkan Pak Presiden,” pungkasnya.