URtech

Xiaomi Uji Coba Fitur Peringatan Dini Gempa Bumi di Indonesia

Shinta Galih, Minggu, 3 April 2022 14.38 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Xiaomi Uji Coba Fitur Peringatan Dini Gempa Bumi  di Indonesia
Image: Earthquake Early Warning (Foto: Xiaomi)

Jakarta - Xiaomi  mengumumkan fase uji coba dari fitur peringatan dini gempa bumi (EEW). Dengan mengaktifkan fitur ini, pengguna smartphone Xiaomi di Indonesia akan mendapatkan pemberitahuan saat terjadi gempa bumi di sekitarnya.

"Fitur peringatan dini gempa akan memperingatkan pengguna hingga belasan detik sebelumnya sebelum gelombang sekunder tiba dengan memanfaatkan kecepatan gelombang listrik lebih cepat ketimbang gelombang sekunder. Begitu fiturnya diaktifkan di smartphone Xiaomi, setelah badan pemantau mendeteksi gempa bumi, mereka akan mensinkronisasi informasi peringatan dini ke server Xiaomi melalui channel khusus, dan Xiaomi akan menggunakan channel prioritas untuk mendorong informasi peringatan dini kepada pengguna di daerah terdampak," jelas pihak Xiaomi.

Setiap pemberitahuan dalam EEW akan menampilkan magnitudo dari gempa bumi terkait, estimasi datang, dan intensitasnya yang nantinya diperingatkan ke layar smartphone berupa hitung mundur. Syarat agar smartphone bisa memicu peringatan gempa tergantung pada intensitasnya dan lokasi, dan waktu serta penunjuk intensitas yang terlihat oleh pengguna di berbagai wilayah akan berbeda.

Peringatan yang nantinya diterima oleh pengguna di Indonesia terjadi bila intensitas gempa mencapai IV atau lebih berdasarkan skala MMI (Modified Mercalli Intensity) yang digunakan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Fitur ini membutuhkan koneksi data untuk berfungsi.

Fitur EEW ini kompatibel dengan smartphone Xiaomi yang menggunakan MIUI 12, MIUI 12.5, dan MIUI 13. Xiaomi mengaku telah merampungkan fase beta testing untuk perangkat yang mendukung sebelum memutuskan untuk memboyong fitur ini ke Indonesia.

"Fitur ini membutuhkan otorisasi dari pengguna untuk diaktifkan dengan pertimbangan privasi pengguna. Smartphone akan membunyikan nada peringatan saat gempa bumi terjadi, Xiaomi menyarankan para pengguna untuk membiasakan diri dengan bunyinya. Xiaomi menyambut masukan dari pengguna selama fase uji coba ini dengan memberikan masukan melalui link ini," ujar pihak Xiaomi.

Teknologi EEW dikembangkan oleh Institute of Care-life (ICL) di Chengdu, China, sejak tahun 2008. Lembaga ini berhasil mengirimkan peringatan dari gempa yang merusak hingga 65 kali tanpa ada kesalahan hingga kini pada operasionalnya di wilayah China.

Di tahun 2019, ICL dan BMKG dari Indonesia melakukan kerja sama untuk memperkenalkan teknologi ini di Indonesia. Teknologi ini dihadirkan dengan harapan untuk membantu lebih banyak pengguna Indonesia untuk bisa menerima peringatan dini dan mencegah hilangnya harta dan nyawa.

Direktur ICL, Wang Tun, menjelaskan bahwa Indonesia terletak pada sabuk gunung berapi paling aktif di dunia - sirkum-Pasifik, yang menjadikannya sangat rentan dengan kejadian gempa bumi. “Kehadiran fitur EEW untuk smartphone Xiaomi di Indonesia akan membantu warga Indonesia dalam menerima peringatan dini gempa bumi lebih mudah melalui perangkat mereka dan membantu mereka.”

Xiaomi sendiri telah bekerja sama  dengan ICL selama bertahun-tahun. Kolaborasi keduanya terwujud lewat inisiatif untuk implementasi fitur EEW dari ICL untuk smartphone Xiaomi.

Alhasil Xiaomi menjadi brand smartphone pertama di dunia dengan fungsi EEW di tingkat sistem operasi. Saat ini, EEW bekerja dengan baik di China.

Dengan kerja sama ICL dan BMKG, Xiaomi juga mengawali proyek yang memungkinkan fungsi ini untuk smartphone di Indonesia, yang menjadikannya pasar kedua di dunia yang menerima fitur EEW di smartphone Xiaomi.

“Kami menyambut baik implementasi lanjutan dari uji coba sistem peringatan dini gempa untuk smartphone Xiaomi. Evaluasi akan terus dilakukan untuk mengukur tingkat keberhasilannya di Indonesia. Kami berharap fitur ini bermanfaat bagi warga Indonesia,” kata Kepala Pusat Seismologi Teknik Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Rahmat Triyono.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait