10.337 Rapid Test Belum Digunakan, Khofifah Tagih Dinkes se-Jatim dan 75 RS Rujukan
Surabaya - Pelaksanaan rapid test di Jawa Timur ternyata belum tuntas. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan, masih ada 10.337 rapid test kit yang belum digunakan.
"Dari 16.600 rapid test kit yang sudah kami bagikan ke seluruh rumah sakit rujukan dan kabupaten/kota, masih ada 10.337 yang belum digunakan," kata Khofifah kepada wartawan di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Minggu (5/4/2020) malam.
Berdasarkan data yang ia miliki, baru 6.263 dari 16.600 rapid test kit bantuan dari pemerintah pusat yang digunakan di Jawa Timur.
"Oleh karena itu kembali saya imbau seluruh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan seluruh 75 rumah sakit rujukan yang telah menerima rapid test dari Pemprov, tolong segera digunakan," kata mantan Menteri Sosial itu.
Ia pun kembali mengingatkan agar rapid test diutamakan bagi mereka yang memiliki risiko tinggi tertular COVID-19, termasuk para dokter, perawat, tenaga medis, dan para petugas kesehatan lainnya yang menangani pasien COVID-19.
Percepatan ini diharapkan agar tracing bisa dilakukan dengan akurat. Ia pun memberi contoh jika 6.263 rapid test yang telah digelar, 145 terkonfirmasi positif COVID-19.
Nah, mereka inilah yang harus segera melakukan tes lanjutan yaitu swab PCR untuk diperoleh hasil yang lebih akurat, apakah benar positif COVID-19 atau negatif.
Untuk itu, Khofifah mendesak agar seluruh Dinas Kesehatan di 38 Kabupaten/Kota di Jatim segera menggelar rapid test agar percepatan tracing bisa tercapai.
Tak lupa, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jatim ini juga menyampaikan bahwa biaya PCR yang hasilnya positif akan ditanggung Pemerintah Pusat, jika hasil negatif akan ditanggung Pemprov Jatim.
"Ini harus kembali saya sampaikan supaya masing-masing daerah selain menyegerakan penggunaan rapid test, maka yang terkonfirmasi dari rapid test yang positif dari PCR itu bisa dilakukan tracing lebih detail," pungkasnya.