130 Aktivis Tandatangani Surat Terbuka Dukungan untuk Amber Heard

Jakarta - Seorang aktivis feminisme bernama Gloria Steinem bersama 130 aktivis lainnya membuat surat terbuka untuk mendukung artis Amber Heard. Dukungan ini sebagai simpati kepada Heard yang ‘panen’ kecaman setelah kalah dalam persidangan melawan suaminya beberapa waktu lalu.
Diketahui, pada Juni 2022 lalu, Heard divonis bersalah dan harus membayar ganti rugi kepada Johnny Depp dalam sidang pencemaran nama baik. Sejak itu, Heard pun menjadi bulan-bulanan di media sosial.
Dalam surat terbuka yang dipayungi organisasi National Organization for Women and Women’s March itu, Steinmen mengutuk keras segala bentuk kekerasan dan pelecehan terhadap Heard.
“Sebagian besar pelecehan ini dipicu oleh disinformasi, kebencian terhadap wanita, bifobia, dan lingkungan media sosial yang dimonetisasi di mana tuduhan kekerasan dalam rumah tangga dan pelecehan seksual oleh seorang wanita diejek untuk hiburan,” demikian bunyi surat terbuka yang dikutip dari laman Instagram @letterforamber, Kamis (17/11/2022).
Menurut surat tersebut, pelecehan yang diarahkan kepada Heard kini mulai meluas dan menyasar orang-orang yang bernasib sama dengan bintang Aquaman tersebut.
Menurut Steinem, apa yang terjadi antara Depp dan heard dan meluasnya diskursus di kalangan masyarakat menandakan adanya ketidakpahaman terhadap konsep kekerasan seksual.
Heard telah menghadapi serangan pelecehan dan ejekan, terutama di media sosial. Hal itu karena penggemar Depp menuduhnya berbohong tentang menjadi penyintas kekerasan dalam rumah tangga selama hubungannya dengan Depp. Pasangan itu bercerai pada 2017.
Gugatan pencemaran nama baik diajukan oleh Depp mengacu pada kolom opini di Washington Post yang ditulis Heard. Dalam opini itu, Heard menulis bahwa dia adalah ‘tokoh publik yang mewakili kekerasan dalam rumah tangga’.
Setelah sidang selama tujuh minggu, Depp mendapat ganti rugi $15 juta oleh juri di Virginia, kemudian dikurangi menjadi $10,35 juta.
Tak lama setelah persidangan, Heard menyatakan kekecewaannya yang mendalam terhadap keputusan hakim.
“Ini adalah sebuah kemunduran. Ini mengembalikan waktu ke waktu ketika seorang wanita yang berbicara dan berbicara dapat dipermalukan dan dihina di depan umum. Ini memundurkan gagasan bahwa kekerasan terhadap perempuan harus dianggap serius,” ungkap Heard yang dikutip dari The Guardian pada Kamis (17/11/2022).