15 Bacaan Surat Pendek untuk Salat Tarawih di Rumah

Jakarta - Ramadan tahun ini pemerintah mengizinkan masyarakat melakukan salat tarawih berjamaah di masjid dengan protokol kesehatan ketat. Namun tak sedikit juga umat muslim di Indonesia yang memilih salat tarawih di rumah bersama keluarga. Apakah kamu salah satunya?
Yap, salat tarawih bisa dilakukan di rumah, baik sendiri maupun berjamaah. Menjalankan salat tarawih di rumah pun sama dengan salat tarawih di masjid, bisa dilakukan dengan 8 rakaat atau 20 rakaat dan ditutup dengan 3 rakaat salat witir.
Kamu pun bisa membaca surat-surat pendek untuk melaksanakan salat tarawih di rumah. Berikut 15 surat pendek lengkap dengan bacaan latin dan artinya yang bisa kamu baca saat salat tawarih di rumah yang Urbanasia kutip dari Qur'an Kementerian Agama (Kemenag):
1. Al-'Adiyat (100)
وَالْعٰدِيٰتِ ضَبْحًاۙ (1
Wal'aadiyaati dhobhaa
Demi kuda perang yang berlari kencang terengah-engah,
فَالْمُوْرِيٰتِ قَدْحًاۙ (2
Falmuuriyaati qodhaa
Dan kuda yang memercikkan bunga api (dengan pukulan kuku kakinya),
فَالْمُغِيْرٰتِ صُبْحًاۙ (3
Falmughiirooti shubhaa
Dan kuda yang menyerang (dengan tiba-tiba) pada waktu pagi,
فَاَثَرْنَ بِهٖ نَقْعًاۙ (4
Fa-atsarnabihii naq'aa
Sehingga menerbangkan debu,
فَوَسَطْنَ بِهٖ جَمْعًاۙ (5
Fawasathna bihii jam'aa
Lalu menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh,
اِنَّ الْاِنْسَانَ لِرَبِّهٖ لَكَنُوْدٌ ۚ (6
Innal insaana lirobbihii lakanuud
Sungguh, manusia itu sangat ingkar, (tidak bersyukur) kepada Tuhannya,
وَاِنَّهٗ عَلٰى ذٰلِكَ لَشَهِيْدٌۚ (7
Wa-innahuu 'alaa dzaalika lasyahiid
Dan sesungguhnya dia (manusia) menyaksikan (mengakui) keingkarannya,
وَاِنَّهٗ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيْدٌ ۗ (8
Wa-innahuu lihubbil khoiri lasyadiid
Dan sesungguhnya cintanya kepada harta benar-benar berlebihan.
اَفَلَا يَعْلَمُ اِذَا بُعْثِرَ مَا فِى الْقُبُوْرِۙ (9
Afalaa ya'lamu idzaa bu'tsiro maa fil qubuur
Maka tidakkah dia mengetahui apabila apa yang di dalam kubur dikeluarkan,
(10) وَحُصِّلَ مَا فِى الصُّدُوْرِۙ
Wahusshila maa fish shuduur
Dan apa yang tersimpan di dalam dada dilahirkan?
اِنَّ رَبَّهُمْ بِهِمْ يَوْمَىِٕذٍ لَّخَبِيْرٌ ࣖ (11
Inna robbahum bihim yauma-idzil lakhobiir
Sungguh, Tuhan mereka pada hari itu Maha teliti terhadap keadaan mereka.
2. Al-Qari'ah (101)
اَلْقَارِعَةُۙ (1
Al qoori'ah
Hari Kiamat,
مَا الْقَارِعَةُ ۚ (2
Mal qoori'ah
Apakah hari Kiamat itu?
وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا الْقَارِعَةُ ۗ (3
Wamaa adrooka mal qoori'ah
Dan tahukah kamu apakah hari Kiamat itu?
يَوْمَ يَكُوْنُ النَّاسُ كَالْفَرَاشِ الْمَبْثُوْثِۙ (4
Yauma yakuunun naasu kalfaroosil mabtsuuts
Pada hari itu manusia seperti laron yang beterbangan,
وَتَكُوْنُ الْجِبَالُ كَالْعِهْنِ الْمَنْفُوْشِۗ (5
Watakuunul jibaalu kal'ihnil manfuusy
Dan gunung-gunung seperti bulu yang dihambur-hamburkan.
فَاَمَّا مَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهٗۙ (6
Fa-ammaa man tsaqulat mawaaziinuh
Maka adapun orang yang berat timbangan (kebaikan)nya,
فَهُوَ فِيْ عِيْشَةٍ رَّاضِيَةٍۗ (7
Fahuwa fii 'iisyatir raadhiyah
Maka dia berada dalam kehidupan yang memuaskan (senang).
وَاَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَازِيْنُهٗۙ (8
Wa-ammaa man khoffat mawaaziinuh
Dan adapun orang yang ringan timbangan (kebaikan)nya,
فَاُمُّهُ هَاوِيَةٌ ۗ (9
Fa-ummuhuu haawiyah
Maka tempat kembalinya adalah neraka Hawiyah.
وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا هِيَهْۗ (10
Wamaa adrooka maa hiyah
Dan tahukah kamu apakah neraka Hawiyah itu?
نَارٌ حَامِيَةٌ ࣖ (11
Naarun haamiyah
(Yaitu) api yang sangat panas.
3. At-Takasur (102)
اَلْهٰىكُمُ التَّكَاثُرُۙ (1
Al Haakumut takaatsur
Bermegah-megahan telah melalaikan kamu,
حَتّٰى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَۗهٗۙ (2
Hattaa zurtumul maqaabir
Sampai kamu masuk ke dalam kubur.
كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُوْنَۙ (3
Kallaa saufa ta'lamuun
Sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu),
ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُوْنَ (4
Tsumma kallaa saufa ta'lamuun
Kemudian sekali-kali tidak! Kelak kamu akan mengetahui.
كَلَّا لَوْ تَعْلَمُوْنَ عِلْمَ الْيَقِيْنِۗ (5
Kallaa lau ta'lamuuna 'ilmal yaqiin
Sekali-kali tidak! Sekiranya kamu mengetahui dengan pasti,
لَتَرَوُنَّ الْجَحِيْمَۙ (6
Latarawunnal jahiima
Niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahim,
ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِيْنِۙ (7
Tsumma latarawunnahaa 'ainal yaqiin
Kemudian kamu benar-benar akan melihatnya dengan mata kepala sendiri,
ثُمَّ لَتُسْـَٔلُنَّ يَوْمَىِٕذٍ عَنِ النَّعِيْمِ ࣖ (8
Tsumma latus-alunna yaumaidzin 'anin na'iim
Kemudian kamu benar-benar akan ditanya pada hari itu tentang kenikmatan (yang megah di dunia itu).
4. Al-'Asr (103)
وَالْعَصْرِۙ (1
Wal 'ashr(i)
Demi masa,
اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ (2
Innal insaana lafii khusr(in)
Sungguh, manusia berada dalam kerugian,
اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ ࣖ (3
Illal-ladziina aamanuu wa 'amiluush-shalihaati wa tawaashau bilhaqqi wa tawaashaubish-shabr(i) Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.
5. Al-Humazah (104)
وَيْلٌ لِّكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَةٍۙ (1
Wailul(n) likulli humazatil(n) lumazat
Celakalah bagi setiap pengumpat dan pencela,
الَّذِيْ جَمَعَ مَالًا وَّعَدَّدَهٗۙ (2
Al-ladzii jama'a maa law(n) wa'addadah
Yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya,
يَحْسَبُ اَنَّ مَالَهٗٓ اَخْلَدَهٗۚ نِۗ (3
Yahsabu anna maa lahuu akhladah
Dia (manusia) mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya.
كَلَّا لَيُنْۢبَذَنَّ فِى الْحُطَمَة (4
Kallaa layunbadzanna fiil huthamat
Sekali-kali tidak! Pasti dia akan dilemparkan ke dalam (neraka) Hutamah.
وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا الْحُطَمَةُ ۗ (5
Wamaa adraaka maal huthamat
Dan tahukah kamu apakah (neraka) Hutamah itu?
نَارُ اللّٰهِ الْمُوْقَدَةُۙ (6
Naarullahil muuqadat
(Yaitu) api (azab) Allah yang dinyalakan,
الَّتِيْ تَطَّلِعُ عَلَى الْاَفْـِٕدَةِۗ (7
Allatii tath-thali'u 'alal af-idat
Yang (membakar) sampai ke hati.
اِنَّهَا عَلَيْهِمْ مُّؤْصَدَةٌۙ (8
Innahaa 'alaihim mu`shadat
Sungguh, api itu ditutup rapat atas (diri) mereka,
فِيْ عَمَدٍ مُّمَدَّدَةٍ ࣖ (9
Fii 'amadim(n) mumad-dadat
Sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang.
6. Al-Fil (105)
اَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِاَصْحٰبِ الْفِيْلِۗ (1
Alam tara kaifa fa'ala rabbuka bi-ashhaabil fiil
Tidakkah engkau (Muhammad) perhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap pasukan bergajah?
اَلَمْ يَجْعَلْ كَيْدَهُمْ فِيْ تَضْلِيْلٍۙ (2
Alam yaj'al kaidahum fii tadhliil
Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka itu sia-sia?
وَّاَرْسَلَ عَلَيْهِمْ طَيْرًا اَبَابِيْلَۙ (3
Wa-arsala 'alaihim thairan abaabiil
Dan dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong,
تَرْمِيْهِمْ بِحِجَارَةٍ مِّنْ سِجِّيْلٍۙ (4
Tarmiihim bihijaaratim(n) min sijjiil
Yang melempari mereka dengan batu dari tanah liat yang dibakar,
فَجَعَلَهُمْ كَعَصْفٍ مَّأْكُوْلٍ ࣖ (5
Faja'alahum ka'ashfim(n) ma`kuul
Sehingga mereka dijadikan-Nya seperti daun-daun yang dimakan (ulat).
7. Quraisy (106)
لِاِيْلٰفِ قُرَيْشٍۙ (1
Li-iilaafi quraisyin
Karena kebiasaan orang-orang Quraisy,
اٖلٰفِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاۤءِ وَالصَّيْفِۚ (2
Ilaafihim rihlatasy-syitaa-i wash-shaif
(Yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas.)
فَلْيَعْبُدُوْا رَبَّ هٰذَا الْبَيْتِۙ (3
Falya'buduu rabba haadzal bait
Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan (pemilik) rumah ini (Ka'bah),
الَّذِيْٓ اَطْعَمَهُمْ مِّنْ جُوْعٍ ەۙ وَّاٰمَنَهُمْ مِّنْ خَوْفٍ (4
Al ladzii ath'amahum minjuu'in wa aamanahum min khauf
Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari rasa ketakutan.
8. Al-Ma'un (107)
اَرَءَيْتَ الَّذِيْ يُكَذِّبُ بِالدِّيْنِۗ نَۙ (1
Ara-aital-ladzii yukadz-dzibu biddiin
Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?
فَذٰلِكَ الَّذِيْ يَدُعُّ الْيَتِيْمَۙ نَۙ (2
Fadzaalikal-ladzii yadu'-'ul yatiim
Maka itulah orang yang menghardik anak yatim,
وَلَا يَحُضُّ عَلٰى طَعَامِ الْمِسْكِيْنِۗ (3
Walaa yahudh-dhu 'alaa tha'aamil miskiin
Dan tidak mendorong memberi makan orang miskin.
فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَۙ (4
Fawailul(n)-lilmushalliin
Maka celakalah orang yang salat,
الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُوْنَۙ (5
Al ladziina hum 'an shalaatihim saahuun
(Yaitu) orang-orang yang lalai terhadap salatnya,
الَّذِيْنَ هُمْ يُرَاۤءُوْنَۙ (6
Al ladziina hum yuraa-uun
Yang berbuat ria,
وَيَمْنَعُوْنَ الْمَاعُوْنَ ࣖ (7
Wayamna'uunal maa'uun
Dan enggan (memberikan) bantuan.
9. Al-Kausar (108)
اِنَّآ اَعْطَيْنٰكَ الْكَوْثَرَۗ (1
Innaa a'thainaakal kautsar
Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak.
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ (2
Fashalli lirabbika wanhar
Maka laksanakanlah salat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah).
اِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْاَبْتَرُ ࣖ (3
Innsyaani-aka huwal abtar
Sungguh, orang-orang yang membencimu dialah yang terputus (dari rahmat Allah).
10. Al-Kafirun (109)
قُلْ يٰٓاَيُّهَا الْكٰفِرُوْنَۙ (1
Qul yaa ayyuhaal kaafiruun
Katakanlah (Muhammad), "Wahai orang-orang kafir!
لَآ اَعْبُدُ مَا تَعْبُدُوْنَۙ (2
Laa a'budu maa ta'buduun
Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah,
وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۚ (3
Wa laa antum 'aabiduuna maa a'bud
Dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah,
وَلَآ اَنَا۠ عَابِدٌ مَّا عَبَدْتُّمْۙ (4
Walaa anaa 'aabidum(n) maa 'abadtum
Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,
وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۗ (5
Walaa antum 'aabiduuna maa a'bud
Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah.
لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ ࣖ (6
Lakum diinukum waliya diin
Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.
11. An-Nasr (110)
اِذَا جَاۤءَ نَصْرُ اللّٰهِ وَالْفَتْحُۙ (1
Idzaa jaa-a nashrullahi wal fath
Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan,
وَرَاَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُوْنَ فِيْ دِيْنِ اللّٰهِ اَفْوَاجًاۙ (2
Wa ra-aitan naasa yadkhuluuna fii diinillahi afwaajaa
Dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah,
فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُۗ اِنَّهٗ كَانَ تَوَّابًا ࣖ (3
Fasabbih bihamdi rabbika waastaghfir-hu, innahuu kaana tawwaabaa
Maka bertasbihlah dalam dengan Tuhanmu dan mohonlah ampunan kepada-Nya. Sungguh, Dia Maha Penerima tobat.
12. Al-Lahab (111)
تَبَّتْ يَدَآ اَبِيْ لَهَبٍ وَّتَبَّۗ (1
Tabbat yadaa abii lahabiw watabb
Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia!
مَآ اَغْنٰى عَنْهُ مَالُهٗ وَمَا كَسَبَۗ (2
Maa aghnaa 'anhumaa luhu wa maa kasab
Tidaklah berguna baginya hartanya dan apa yang dia usahakan.
سَيَصْلٰى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍۙ (3
Sayashlaa naaran dzaata lahab
Kelak dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak (neraka).
وَّامْرَاَتُهٗ ۗحَمَّالَةَ الْحَطَبِۚ (4
waamra-atuhu hammaalatatal hatahab
Dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar (penyebar fitnah).
فِيْ جِيْدِهَا حَبْلٌ مِّنْ مَّسَدٍ ࣖ (5
Fii jiidihaa hablun min masad
Di lehernya ada tali dari sabut yang dipintal.
13. Al-Ikhlas (112)
قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ (1
Qul Huwallahu Ahad
Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa.
اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ (2
Allahu sh-shamad
Allah tempat meminta segala sesuatu.
لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ (3
Lam yalid walam yuulad
(Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.
وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ ࣖ (4
Wa lam Yakun Lahu kufuwan ahad
Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia”.
14. Al-Falaq (113)
قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِۙ (1
Qul A'uudzu birabbil falaq
Katakanlah, "Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar),
مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَۙ (2
Min syarri maa khalaq
Dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan,
وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَۙ (3
Wa min syarri ghaasiqin idzaa waqab
Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,
وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِۙ (4
Wa min syarrin naffaatsaati fiil 'uqad
Dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya),
وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ (5
Wa min syarri haasidin idzaa hasad
Dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki”.
15. An-Nas (114)
قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِۙ (1
Qul A'uudzu birabbin-naas
Katakanlah, "Aku berlindung kepada Tuhannya manusia,
مَلِكِ النَّاسِۙ (2
Malikinnaaas
Raja manusia,
اِلٰهِ النَّاسِۙ (3
Ilaahin-naas
Sembahan manusia,
مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِۖ (4
Min syarril waswaasil khannaas
Dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi,
الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِۙ (5
Al Ladzii yuwaswisu fii shuduurin-naas
Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,
مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ (6
Minal jinnati wannaas
Dari (golongan) jin dan manusia”.