URnews

21 Warga Luwu Utara Ditemukan Meninggal Akibat Banjir Bandang

Anita F. Nasution, Kamis, 16 Juli 2020 12.29 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
21 Warga Luwu Utara Ditemukan Meninggal Akibat Banjir Bandang
Image: Para tim relawan dan petugas dari BPBD saat mengevakuasi akibat banjir bandang di Luwu Utara. (Humas BNPB)

Luwu Utara - Banjir bandang yang menerjang Provinsi Sulawesi Selatan tepatnya di Kabupaten Luwu Utara pada 13/7/2020 mengakibatkan 21 orang meninggal dunia.

Data tersebut diperoleh dari tim Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) pada Rabu (15/7/2020) sore.

Dalam keterangan resmi yang diterima dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dampak bencana banjir bandang yang terjadi di Luwu Utara teridentifikasi di 6 kecamatan, yaitu Kecamatan Masamba, Sabbang, Baebunta, Baebunta Selatan, Malangke dan Malangke Barat.

Selain korban jiwa, tim SAR gabungan juga masih melakukan pencarian terhadap 2 orang hang dinyatakan menghilang.

Pasca banjir bandang tersebut, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati menyampaikan bahwa lebih dari 1.500 warga yang berhasil diselamatkan oleh petugas dan korban luka juga telah mendapatkan perawatan di beberapa rumah sakit.

Dari keseluruhan warga yang terdampak banjir bandang, BNPB mencatat sebanyak 4.202 KK atau 15.994 jiwa yang terdampak dan 156 KK atau 655 jiwa diantaranya telah mengungsi.

"Kerugian material tercatat 4.930 unit rumah terendam, 10 unit rumah hanyut, 213 unit rumah tertimbun pasir bercampur lumpur, 1 Kantor koramil 1403-11 terendam air dan lumpur ketinggian 1 m, jembatan antar desa terputus dan jalan lintas provinsi tertimbun lumpur setinggi 1 hingga 4 m." ungkap Raditya.

Di samping itu, alat berat berupa 4 unit eksavator dikerahkan untuk membersihkan lumpur di Kecamatan Masamba, dan 6 unit di Kecamatan Baebunta. 

Kondisi terkini, PLN masih melakukan perbaikan jaringan listrik sejak pagi tadi (15/7/2020). Selain itu, jalan lintas provinsi tertimbun material lumpur sehingga menutup akses menuju pos komando utama dan lokasi terdampak.

Sehingga, personel di lapangan harus memutar sejauh 10 km dalam mengakses lokasi terdampak. 

Menurut BPBD Kabupaten Luwu Utara, banjir dipicu salah satunya hujan dengan intensitas tinggi selama dua hari terakhir.

Debit air hujan mengakibatkan Sungai Masamba, Rongkang dan Sungai Rada meluap sehingga terjadi banjir bandang. BNPB masih mengumpulkan data-data lapangan untuk menganalisis pemicu terjadinya banjir bandang tersebut.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait