URstyle

269 dari 7.350 Ruang Observasi Desa di Jatim Telah Dihuni Pemudik

Nivita Saldyni, Rabu, 22 April 2020 18.04 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
269 dari 7.350 Ruang Observasi Desa di Jatim Telah Dihuni Pemudik
Image: Salah satu gedung di Banyuwangi, Jawa Timur yang dijadikan ruang observasi berbasis desa. (Humas Pemkab Banyuwangi)

Surabaya - Jumlah ruang observasi berbasis desa dan kelurahan di Jawa Timur terus bertambah setiap harinya. Hingga saat ini, Gubernur Khofifah mencatat ada 7.350 ruang observasi yang tersebar di 38 kabupaten/kota di Jatim dengan 269 diantaranya telah berpenghuni atau terpakai.

"Kelurahan dan desa yang punya ruang observasi ada 7.350 atau setara dengan 86,3 persen. Kalau kemarin 81,5 persen itu sudah terbanyak se-Indonesia, sekarang bertambah lagi. Dari 7.350 ini yang sudah terpakai ada 269 atau setara dengan 1.469 orang yang sedang dikarantina,” kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Rabu (22/4/2020).

Jumlah yang belum maksimal ini ternyata disebabkan masih ada enam kota/kabupaten yang belum memenuhi seluruh desa/kelurahan di wilayahnya dengan ruang observasi ini, guys.

Keenam kota/kabupaten itu di antaranya adalah Kota Surabaya (17,53%), Kota Blitar (14,29%), Kota Malang (12,28%), Kota Madiun (11,11%), Kota Batu (8,33%), dan Kota Probolinggo (6,9%).

1587553352-update-observasi.JPG

"Masih ada 6 kota yang kami harapkan segera memaksimalkan area di kelurahannya supaya ruang observasi bisa didekatkan bagi mereka yang akan kembali (mudik)," lanjutnya.

Nah buat Urbanreaders yang belum tau, ruang observasi berbasis desa atau kelurahan ini merupakan upaya bersama untuk menyediakan tempat bagi mereka yang baru kembali ke kampung halaman dari luar daerah ataupun luar negeri yang menjadi zona terjangkit COVID-19.

Ruang-ruang observasi ini sengaja disediakan di masing-masing desa atau kelurahan masing-masing pemudik, pekerja migran, atau siapapun yang baru tiba di kampung halaman agar mereka tetap bisa dekat dengan sanak saudaranya.

Di sana, mereka yang otomatis menjadi ODP itu akan menjalani masa karantina atau observasi selama 14 hari. Selama diobservasi mereka tidak diizinkan bepergian ke mana-mana dan akan dipantau kondisi kesehatannya. Setelah habis masa observasi dan dinyatakan sehat, baru deh mereka diperbolehkan pulang.

Nah, di Jawa Timur sendiri jumlah ruang observasi ini diusahakan akan terus bertambah hingga mencapai 100 persen guys. Kalau di daerah Urbanreaders, udah ada ruang observasi berbasis desa ini belum?

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait