URnews

3 Wilayah di Jatim Jadi Pusat Penelitian Obat COVID-19

Nunung Nasikhah, Jumat, 10 Juli 2020 12.45 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
3 Wilayah di Jatim Jadi Pusat Penelitian Obat COVID-19
Image: Foto Ketua Pusat Penelitian dan Pengembangan Stem Cell Unair Dr Purwati saat melakukan pertemuan dengan Bupati Lamongan Fadeli (ANTARA)

Lamongan - Tiga wilayah di Jawa Timur yakni Lamongan, Kediri, dan Surabaya dipilih menjadi tempat penelitian uji klinis obat COVID-19 yang sebelumnya ditemukan Universitas Airlangga (Unair) bekerja sama Badan Intelijen Nasional serta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Ketua Pusat Penelitian dan Pengembangan Stem Cell Unair, Dr Purwati, mengatakan wilayah yang menjadi tempat penelitian uji klinis obat COVID-19 yakni di rumah sakit di Lamongan, Kediri dan Surabaya. Sementara satunya lagi dilakukan di RSPAD Jakarta.

Pada masa pandemi ini, kata Purwati, beberapa tim telah melakukan pintasan untuk mencari dan meneliti obat yang ada. Sebab, menurutnya, tidak memungkinkan untuk membuat obat baru sebab prosesnya cukup lama.

"Oleh karena itu, kami meneliti obat yang sudah beredar dan sebelumnya belum diketahui efek antivirusnya melalui serangkaian uji laboratorium,” ungkapnya di Lamongan, seperti dikutip dari Antara (10/7/2020).

“Dan kami menggunakan sampel virus COVID-19 yang menjangkit di Indonesia, dan 14 regimen obat (6 senyawa tunggal dan 8 kombinasi)," imbuhnya.

Purwati menjelaskan, uji pertama yang dilakukan adalah uji toksisitas untuk mengetahui apakah obat yang akan dipakai itu toksis atau tidak untuk sel tubuh.

Sementara tahap kedua yakni meneliti seberapa besar potensi daya obat yang digunakan tersebut untuk membunuh virus.

Tahap ketiga, meneliti efektivitas obat, seberapa besar dan berapa lama berefek terhadap penghambatan dan penurunan jumlah virus.

"Dari 14 regimen obat tersebut ditemukan 5 kombinasi regimen obat yang mempunyai potensi dan efektivitas yang cukup bagus untuk menghambat virus masuk ke dalam sel dan membantu menurunkan perkembangbiakannnya di dalam sel,” tandas Purwati.

“Hasilnya dapat diikuti bertahap dari 24 jam, 48 jam dan 72 jam jumlah virus berkurang hingga tidak terdeteksi," sambungnya.

Oleh karena itu, Purwati bersama tim telah membawa 100 obat untuk di uji di Kabupaten Lamongan yang nantinya berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan.

Sementara itu, Bupati Lamongan, Fadeli menyambut baik hal tersebut. Ia berharap uji klinis obat COVID-19 tersebut bisa segera memberi kabar baik untuk masyarakat.

"Terima kasih atas upaya yang telah dilakukan oleh Unair, BIN, BPOM, dan Kementerian Kesehatan di Lamongan, karena sudah diketahui bahwa COVID-19 ini masih belum ada obatnya,” ujarnya.

“Semakin hari jumlah pasien masih bertambah. Semoga dengan adanya uji klinis ini segera ditetapkan obatnya dan dapat diproduksi masal sehingga memutus mata rantai penularan COVID-19 di Indonesia," pungkasnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait