URnews

36 Petani Kopi Indonesia Menanti Penjurian Cup of Excellence Pertama di Asia

Shelly Lisdya, Kamis, 23 Desember 2021 22.23 | Waktu baca 6 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
36 Petani Kopi Indonesia Menanti Penjurian Cup of Excellence Pertama di Asia
Image: Diskusi Cup of Excellence (COE) Indonesia. (Ist)

Jakarta - Sebanyak 36 petani kopi dari 7 provinsi di Indonesia menanti penilaian akhir dari juri dalam kompetisi kopi specialty paling prestisius di dunia, Cup of Excellence (COE) Indonesia.

Kompetisi yang dipersiapkan jauh-jauh hari sejak triwulan I 2021 itu kini memasuki penjurian akhir di tingkat internasional.

Para petani itu berasal dari Aceh (9 orang), Jambi (2 orang), Sumatera Selatan (1 orang), Jawa Barat (12 orang), Jawa Tengah (1 orang), Jawa Timur (3 orang), Sulawesi Selatan (1 orang), dan Nusa Tenggara Timur (1 orang).

Kopi-kopi yang mereka produksi itu menggunakan empat proses, natural (18 sampel kopi), washed (12), honey (4), dan giling basah atau wet hulled (2).

“Proses giling basah ini sangat khas Indonesia. Karena dalam COE produsen kopi lain tidak dikenal proses itu,” kata Ketua Pelaksana COE Indonesia 2021, Andi Widjaja, belum lama ini.

COE Indonesia 2021 merupakan kompetisi paling bergengsi guna mencari kopi berkualitas dari sebuah negara penghasil kopi pada satu musim panen tertentu. Standar penilaian yang dimiliki COE adalah yang tertinggi dalam industri kopi specialty. Melalui sistem yang diawasi auditor profesional, setiap kopi yang terdaftar bakal dinilai dengan skor minimal 87 guna masuk ke tahap penjurian internasional.

Pemegang lisensi dan pengoperasian COE adalah Alliance for Coffee Excellence, Inc. (ACE), organisasi nirlaba, yang berbasis di Portland, OR, USA. Penyelenggaraan COE Indonesia pada 2021 merupakan yang pertama di Benua Asia, meski kompetisi ini sudah dimulai sejak 1999 lalu untuk kopi asal Brazil.

Dalam penyelenggaraan COE ini, panitia menerima setidaknya 158 sampel kopi, namun sebanyak 12 sampel tidak bisa melaju ke tahap Pra Seleksi. Dalam kompetisi ini, setiap peserta harus mengirimkan 2 kilogram sampel untuk tahap pra seleksi dan satu lot kopi bila lolos dari tahap pra seleksi.

Setiap lot minimum 250 kilogram hingga maksimum 1.210 kilogram. Jika sampel kopinya lolos hingga ke tahap akhir, maka jumlah lot itu yang nantinya akan dilelang dan hasil lelang menjadi milik petani.

1640272734-Cup-of-Excellence-(4).jpgCup of Excellence (COE) Indonesia. (Ist)

Dalam tahap penilaian pra seleksi ada 79 sampel kopi yang lolos dan berhak melaju ke tahap nasional. Dalam tahap ini, sampel kopi terbanyak berasal dari Provinsi Jawa Barat, diikuti Sulawesi Selatan (15), Aceh (12), dan provinsi lainnya antara 1-6 sampel. Tahap Nasional ini akan menyaring kopi peserta yang akan lolos ke tahap penjurian international.

Tahap terakhir dari kompetisi ini adalah lelang daring yang diikuti semua peserta lelang yang didominasi calon pembeli dari luar Indonesia. Sebelumnya, mereka harus mendaftarkan diri ke ACE, sehingga calon pembeli adalah calon yang sudah terseleksi.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait