4 Sekte Aliran Sesat Paling Populer di Indonesia

Jakarta - Beberapa sekte aliran sesat pernah ada di Indonesia. Umumnya para pengikut sekte aliran sesat melakukan penyimpangan dari ajaran berbagai agama.

Namun, apabila ajaran sesat sudah meresahkan, biasanya akan dilaporkan warga dan ditindak tegas oleh pihak kepolisian.

Berikut merupakan sekte-sekte menyesatkan yang pernah ada di tanah air dirangkum Urbanasia dari berbagai sumber, Kamis (23/9/2021). 

1. Lia Eden

Sumber: Pemimpin jemaat Salamullah Lia Eden. (Dok. Komunitas Eden)

Lia Eden adalah pemimpin sekte Kerajaan Tuhan atau yang lebih dikenal God’s Kingdom Eden. Dirinya mengaku menerima wahyu dari Malaikat Jibril yang membuat Lia mempelajari beberapa agama sekaligus.

Lia meyakini konsep reinkarnasi ajaran Hindu, mengklaim sebagai titisan Bunda Maria, menyatakan putranya sebagai Yesus Kristus, dan melakukan meditasi agama Buddha.

Pada 2000, Lia mengumumkan agama baru yang dibuatnya, yaitu Salamullah sebagai hasil penyatuan berbagai agama.

2. Satrio Piningit Weteng Buwono

Sumber: Ilustrasi Sekte. (Pixabay/ulleo)

Sekte aliran sesat Satria Piningit Weteng Buwono dikepalai oleh Agus Imam Solichin menghebohkan publik pada 2002.

Mereka yang tergabung dalam sekte tidak diwajibkan salat dan menyatukan laki-laki dengan perempuan dalam satu ruangan. Total pengikut aliran tersebut berjumlah 40 orang.

Para pengikut aliran Agus identik dengan aksesoris gelang batu giok dan ikat kepala berwarna merah-putih.

3. Kerjaan Ubur-Ubur

Sumber: Ilustrasi ubur-ubur (Pixabay)

Kerajaan Ubur-Ubur didirikan pasangan suami-istri bernama Rudi dan Aisyah yang menyita perhatian publik pada 2018. Sekte yang dipimpin oleh Halim itu bermarkas di Kota Serang, Banten.  

Salah satu pendirinya, Aisyah, mengklaim dirinya sebagai Ratu Kidul yang memeluk agama Sunda Wiwitan. Sekte tersebut menyebut Nabi Muhammad sebagai perempuan dan Allah SWT memiliki makam mirip petilasan.

4. Gerakan Fajar Nusantara

Sumber: Ilustrasi Sekte. (Pixabay/mysticartesign)

Gerakan Fajar Nusantara atau Gafatar diinisiasi Ahmad Moshaddeq yang mengaku sebagai nabi terakhir. Gafatar mengklaim ajarannya merupakan gabungan agama Islam, Kristen, dan Yahudi.

Ajaran tersebut mengubah kalimat syahadat dan menghapuskan kewajiban salat lima waktu.

Pada masa kejayaannya, Gafatar pernah memiliki anggota sampai 20 ribu orang yang tersebar di seluruh Indonesia.