5 Dampak Buruk Terlalu Sering Masturbasi Buat Cowok

Jakarta - Masturbasi adalah aktivitas perangsangan seksual pada organ intim secara sengaja dengan tujuan untuk mendapatkan kepuasan seksual. Aktivitas yang dilakukan ini bisa bervariasi seperti menyentuh, memijat, mengelus, hingga menggesek-gesekkan alat kelamin.

Kegiatan untuk memenuhi hasrat seksual ini, biasanya dilakukan oleh orang yang belum memiliki pasangan seksual. Konon, para cowok cenderung lebih sering melakukan masturbasi ketimbang cewek, loh guys.

Namun, terlalu sering melakukan masturbasi ternyata juga punya dampak buruk buat kesehatan, guys. Berikut beberapa efek buruk yang patut kamu waspadai.

Luka pada Organ Intim

Sumber: ""

Bahaya masturbasi yang sering terjadi adalah terjadinya cedera berupa luka atau lecet pada organ intim kamu. Apalagi, jika aktivitas ini dilakukan dengan alat bantu yang kurang higienis. Dalam kondisi lebih serius, luka dan lecet tersebut bisa memberikan rasa nyeri dan menimbulkan bengkak yang membuat kamu merasa tidak nyaman. Selain itu, luka di organ intim juga rawan terinfeksi bakteri karena kondisi kelembapannya. 

Kurang Sensitif

Terlalu sering melakukan masturbasi akan mengurangi sensitivitas kamu saat berhubungan seksual yang sesungguhnya. Hal ini karena makin sering kamu melakukan masturbasi, maka makin tinggi pula standar kepuasan seksual kamu. Jika pasanganmu kelak tidak bisa memenuhi standar ini, maka situasi ini rawan mengganggu keharmonisan hubungan. 

Merasa Bersalah

Sumber: ""

Secara psikologis, kebiasaan masturbasi akan membuat kamu merasa bersalah setelah melakukannya. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi di lingkungan, seperti norma atau aturan yang melekat pada saat kamu dibesarkan. 

Ketagihan

Terlalu sering menghabiskan waktu untuk melakukan aktivitas masturbasi bisa membuat kamu ketagihan. Akibatnya, kamu akan selalu ingin melakukannya dan merasa ada yang kurang jika tidak bermasturbasi. Kebiasaan ini membuat kamu kurang produktif dan beraktivitas secara aktif. 

Disfungsi Seksual

Kegiatan mastrubasi yang dilakukan akan merangsang fungsi saraf parasimpatik yang memproduksi hormon seks asetilkolin, dopamin, dan serotonin. Tingginya hormon seks ini dapat menyebabkan otak dan kelenjar adrenal bekerja secara berlebihan sehingga terjadi perubahan zat-zat kimia di dalam tubuh. Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai gangguan fungsi seksual seperti kurangnya libido dan ejakulasi dini.