URedu

5 Efek Negatif dari Sifat Perfeksionis dalam Pekerjaan

Itha Prabandhani, Jumat, 4 September 2020 20.00 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
5 Efek Negatif dari Sifat Perfeksionis dalam Pekerjaan
Image: Ilustrasi perfeksionis. (Freepik)

Jakarta - Mencari kesempurnaan dalam menyelesaikan tugas memang tidak ada salahnya. Dalam dunia pekerjaan, kemampuan untuk memerhatikan detail dan mengerjakan tugas dengan baik, bakalan menjadi nilai plus dari seorang karyawan.

Nilai plus tersebut adalah salah satu bentuk dari sifat perfeksionis dari seseorang. Tapi, apakah sifat perfeksionis dalam pekerjaan selalu menjadi kelebihan?

Sayangnya nggak, guys. Sifat perfeksionis dalam pekerjaan, kadang malah jadi hambatan buat kamu. Loh, kok bisa?

Menurut sebuah studi yang dilakukan di Kanada, orang yang perfeksionis justru bisa bikin proses pekerjaan jadi nggak produktif. Hal ini disebabkan oleh standar mereka yang terlalu tinggi dalam bekerja, sehingga mereka tak mudah merasa puas dengan hasil pekerjaannya.

Selain itu, orang yang memiliki sifat perfeksionis lebih mudah merasa stres, kecewa, dan galau, jika pekerjaannya tidak bisa memenuhi standar kesempurnaannya. Inilah yang sering membuat pekerjaan tertunda-tunda.

Lantas, apa efek negatif yang lain dari sifat perfeksionis dalam pekerjaan? Berikut rangkumannya, guys.

1. Sulit Menerima Ketidaksempurnaan

1599220807-efek-negatif-perfeksionis6.jpgIlustrasi. (Freepik)

Yang ini jelas banget ya, guys. Buat si perfeksionis, ketika sebuah pekerjaan tidak diselesaikan dengan 100% sempurna, pekerjaan itu dianggap belumlah selesai. Dia akan terus berusaha memperbaikinya meskipun kekurangannya tidak terlalu signifikan. Akibatnya pekerjaan sepertinya tak kunjung selesai karena terus menerus diperbaiki.

2. Target yang Terlalu Tinggi

1599220658-efek-negatif-perfeksionis3.jpgIlustrasi. (Freepik)

Buat si perfeksionis, nggak ada kata ‘good enough’, yang ada hanyalah ‘perfect’. Sehingga, semua hal yang dilakukan mesti memenuhi standar yang telah dibuatnya. Hal ini tentunya nggak bisa dipenuhi oleh setiap orang yang bekerja sama dengannya. Akibatnya, orang dalam timnya dapat merasa dismotivasi karena pekerjaannya tak pernah diapreasiasi dengan baik.

3. Nggak Bisa Bekerja Cepat

1599220885-efek-negatif-perfeksionis.jpgIlustrasi. (Freepik)

Kadang kita nggak punya cukup banyak waktu untuk mengerjakan sebuah proyek. Kita dituntut untuk bisa menyelesaikan proyek dalam waktu singkat, meski hasilnya kurang maksimal.

Nah, kondisi seperti ini bakal bikin si perfeksionis terganggu banget. Buat dia, lebih penting hasilnya sempurna meskipun makan waktu lama. Karena itu, si perfeksionis tak jarang malah dianggap lelet dalam bekerja.

4. Gampang Stres

1599220757-efek-negatif-perfeksionis5.jpgIlustrasi. (Freepik)

Pekerjaan yang tidak sesuai dengan standar kesempurnaan, bakal bikin si perfeksionis merasa diri gagal dan tidak mampu. Dalam kondisi yang lebih serius, ia bisa merasa sangat stres dan depresi karena menganggap diri tidak becus dalam bekerja. Padahal, buat orang lain, bisa jadi kesalahan yang dibuatnya sangatlah sepele.

5. Menunda-nunda Pekerjaan

1599220931-efek-negatif-perfeksionis7.jpgIlustrasi. (Freepik)

Jangan salah, orang perfeksionis tidak selalu bisa menyelesaikan tugasnya dengan baik dan tepat waktu. Justru karena standar yang dibuatnya terlalu tinggi, kadang ia memandang tugas itu terlalu berat dan sulit untuk dilakukan.

Alhasil, ia akan merasa kewalahan dulu sebelum mencoba. Perasaan ini membuatnya menunda-nunda pekerjaan demi mencari alokasi waktu yang dirasa cukup untuk menyelesaikan tugas-tugasnya. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait