URnews

5 Mahasiswa UB Berhasil Kembangkan Axolotl yang Terancam Punah

Shelly Lisdya, Jumat, 29 Oktober 2021 13.34 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
5 Mahasiswa UB Berhasil Kembangkan Axolotl yang Terancam Punah
Image: Axolotl yang dikembangkan 5 mahasiswa UB. (Humas UB)

Malang - Lima mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) berhasil mengembangbiakkan Axolotl atau yang dikenal 'Toothless'.

Lima mahasiswa tersebut adalah Daffa Khairan (FPIK) yang merupakan ketua tim, kemudian Brillian Prastica (FPIK), Muhammad Setiawan Gusmi (FPIK), Rere Tara Mahameru (FPIK) dan Ali Akbar (FILKOM).

Perkembangbiakan Axolotl ini agar mampu beradaptasi dan hidup di lingkungan dengan parameter Indonesia Bernama AQUAXO.

Daffa mengatakan, Axolotl memiliki bentuk yang unik, sekilas seperti naga, namun memiliki bentuk wajah tersenyum sehingga sering dikenal juga dengan sebutan 'Smiling Salamander'.

Hewan ini juga digunakan dalam penelitian ilmiah karena mereka memiliki kemampuan unik, yaitu mampu meregenerasi hampir seluruh anggota tubuh.

“Dibalik potensi yang menjanjikan tersebut Axolotl sulit hidup di Indonesia dikarenakan parameter untuk memijahnya yang berbeda dari kebanyakan ikan lainnya. Hal tersebut tidak dapat dipungkiri karena hewan endemic Mexico ini memiliki habitat di danau Xochimilco dengan tinggi 2.240 mdpl sehingga memiliki parameter air yang berbeda terlebih pada suhu air,” kata Daffa, Jumat (29/10/2021).

Tim AQUAXO berhasil untuk membudidayakan hewan endemik ini. Bahkan dalam satu kali produksi dapat menghasilkan ratusan telur.

AQUAXO memiliki visi untuk dapat melestarikan dan mengembangkan komoditi unik ini dengan menggunakan teknologi yang kami kembangkan, yaitu dengan water closed loop chiller system.

Axolotl yang AQUAXO kembangkan memiliki daya tahan yang lebih kuat. Hal ini disebabkan karena Axolotl sudah berhasil adaptif dengan parameter yang ada di Indonesia sehingga sangat memungkinkan untuk memiliki Toothless ini dirumah kalian.

“Selain itu, perawatan yang cukup mudah menjadikan Axolotl pilihan keren untuk memilikinya di rumah,” kata Daffa.

Dalam proses perawatannya di rumah, Axiotol diletakkan di dalam akuarium kaca menggunakan water chiller yang berfungsi untuk memanipulasi parameter suhu karena Axolotl membutuhkan suhu sekitar 18-20 derajat untuk memijah dan 16-28 derajat untuk rentang hidup.

Pada masa pembesaran perlahan akan dinaikan suhunya agar Axolotl bisa beradaptasi dengan parameter tropis khususnya di Indonesia.

Dapat dikatakan bahwa Axolotl hasil breeding AQUAXO memiliki kualitas yang tinggi dibandingkan Axolotl di luar karena mampu beradaptasi di suhu tropis bahkan hingga 28 derajat.

“Dengan hadirnya AQUAXO diharapkan mampu memberikan variasi baru pada komoditas ikan hias di Indonesia sekaligus menembus pasar ekspor demi mengangkat potensi perikanan Indonesia,” Imbuh Daffa.

Daffa menambahkan permintaan AQUAXO tinggi baik dari pasar domestik maupun dari luar. Bahkan, hewan yang terancam punah tersebut sempat ditawar untuk ekspor dari beberapa negara, seperti Arab, Malaysia, India, dan Cina.

“Dari domestik batch satu kemarin langsung terjual habis dan profit sampai Rp 9 juta. Dari luar negeri sudah ada permintaan seribu lebih Axolotl untuk diekspor,” tandasnya.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait