URnews

5 Mahasiswa UB Riset Tanaman Jarak Cina untuk Terapi Alternatif COVID-19

Shelly Lisdya, Rabu, 18 Agustus 2021 13.12 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
5 Mahasiswa UB Riset Tanaman Jarak Cina untuk Terapi Alternatif COVID-19
Image: Ilustrasi tanaman jarak cina. Sumber: Sudarminto Setyo Yuwono/Universitas Brawijaya

Malang - Lima mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) melakukan riset penelitian terkait obat kumur alami berbahan dasar tanaman jarak cina sebagai terapi alternatif virus COVID-19 melalui rongga mulut.

Kelima mahasiswa tersebut merealisasikan inovasi baru dengan bergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa-Riset Eksakta (PKM-RE).

Mereka adalah Dinda Aprilla Salsabila (FKG), Aisyah Fitri Qurrata ‘Ayun (FKG), Annisa Putri (FKG), Dhiky Dwi Kurniawan (FK), dan Fahrunisa Tunjung Malihahsisna (FKG) dibimbing oleh Dr. Muhammad Chair Effendi, drg. SU., Sp.KGA.,

Sebagai informasi, senyawa pada tanaman jarak cina diketahui memiliki efek antiseptik yang berpotensi sama baik dengan povidone iodine.

“Tanaman jarak cina banyak dikenal sebagai tanaman yodium atau tanaman betadine yang memiliki kandungan senyawa yang serupa dengan povidone iodine yang dapat dijadikan sebagai bahan dasar dari pembuatan obat kumur alami,” ujar Dinda melalui keterangan tertulis, Rabu (18/8/2021).

Penelitian ini telah terbukti melalui simulasi komputer, bahwa kandungan senyawa tanaman jarak cina pada obat kumur alami berpotensi sebagai terapi alternatif untuk pengobatan COVID-19 melalui penghambatan protein dari virus tersebut.

“Harapannya, penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut dan dapat menjadi sebuah solusi baru dalam terapi alternatif dari pengobatan sekaligus penanganan kasus COVID-19 di indonesia,” harap dinda.

Proses pembuatan obat kumur tanaman jarak cina pun menggunakan bahan aktif dari ekstrak tanaman jarak cina yang memiliki kandungan metabolit sekunder berpotensi efektif dalam membunuh virus COVID-19.

Zat aktif yang digunakan adalah ekstrak getah tanaman jarak cina yang kemudian dilakukan formulasi obat kumur yang dengan eksipien yang digunakan seperti Na Benzoat (pengawet), gliserin (pelembab), sorbitol (menstabilkan Ph), peppermint oil (pemberi rasa), dan aquadest (pelarut).

“Sediaan ini diharapkan mendapatkan hasil yang baik untuk digunakan dalam rongga mulut, maka dari itu dilakukan evaluasi sediaan obat kumur yang meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, uji viskositas, dan uji Ph, yang mana hasilnya akan dibandingkan dengan persyaratan sediaan mouthwash pada literatur," pungkasnya.

 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait