URamadan

6 Tradisi Unik di Indonesia Menyambut Datangnya Ramadan

Shelly Lisdya, Kamis, 31 Maret 2022 14.20 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
6 Tradisi Unik di Indonesia Menyambut Datangnya Ramadan
Image: Ramadan/Freepik

Jakarta - Tak terasa sebentar lagi umat muslim akan melaksanakan ibadah Ramadan. Di Indonesia banyak tradisi yang dilakukan oleh umat islam dalam menyambut bulan suci ini.

Tradisi-tradisi ini bisa ditemui di hampir semua daerah di Tanah Air. Bahkan tradisi yang sudah ada sejak ratusan tahun ini pun masih terpelihara sampai sekarang.

Berikut beberapa tradisi menyambut Ramadan dari beberapa daerah di Indonesia.

1. Megengan

1648542878-Megengan.jpgSumber: Tradisi Megengan. (Pinterest/windueko)

Masyarakat Jawa Timur pada umumnya memiliki tradisi unik sebelum Ramadan yang wajib dilakukan. Tradisi tersebut adalah megengan yang dilakukan hingga saat ini.

Megengan sendiri merupakan kegiatan memakan kue apem sebagai bentuk mensucikan diri. Apem ini mirip dengan pelafalan kata ‘afwan’ dari Arab yang mempunyai arti maaf. 

Tak hanya memakan kue apem, masyarakat juga melakukan tahlilan atau ziarah kubur untuk mendoakan mendiang saudara yang terlebih dahulu pergi.

2. Malamang

1648542869-Malamang-(38).jpegSumber: Tradisi Malamang. (Antara)

Di Sumatera Barat, ada tradisi dalam menyambut Ramadan yang dinamakan Malamang. Dalam tradisi ini para ibu memasak lamang atau sajian yang terbuat dari beras ketan putih dan santan yang dikukus di dalam batang bambu muda. 

Tradisi yang telah dilakukan sejak ratusan tahun silam ini berawal ketika Syekh Burhanuddin, pembawa ajaran Islam di Minangkabau, yang sedang bersilaturahmi ke rumah penduduk dan menyarankan masyarakat untuk menyajikan lamang ketika membagikan makanan kepada satu sama lain. Hal ini bertujuan agar menghindari makanan haram.

3. Pelon Unggahan

Dalam menyambut Ramadan, muslim Indonesia biasanya akan ziarah kubur ke makam leluhur. Sama halnya di Banyumas, Jawa Tengah. 

Tradisi ini dinamakan Pelon Unggahan, bedanya dengan ziarah kubur umumnya, tradisi tersebut dilakukan pertama ke ziarah kubur ke makam Bonokeling.

Orang yang berziarah ke makam Bonokeling diharuskan melepas alas kaki sambil menjinjing nasi ambeng makanan khas Banyumas. Kemudian peziarah akan makan bersama-sama untuk menjaga tali silaturahmi.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait