URtainment

7 Alasan Utama Milenial Susah untuk Berkomitmen

Itha Prabandhani, Kamis, 26 Maret 2020 19.45 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
7 Alasan Utama Milenial Susah untuk Berkomitmen
Image: Ilustrasi milenial

Jakarta - Kaum muda yang memilih hidup melajang sudah menjadi fenomena besar di berbagai negara seperti Jepang, Swedia, Inggris, Amerika, Kanada, dan Rusia.

Bahkan, di Swedia, sudah separuh dari populasi penduduknya hidup melajang. Di Jepang sendiri, sudah terjadi kekhawatiran besar terhadap keberlangsungan generasi, karena orang muda cenderung enggan untuk berkeluarga dan mempunyai keturunan.

Fenomena ini sudah menjadi keprihatinan pemerintah di negara-negara tersebut. Mereka mencoba mencari tahu lebih dalam mengenai apa yang mendasari para milenial lebih memilih hidup sendiri.

Berikut beberapa alasan utamanya, guys!


1. Merasa Kurang Mapan Secara Ekonomi

Tuntutan hidup zaman sekarang membuat banyak generasi muda merasa tidak cukup siap untuk membangun rumah tangga. Tanggung jawab yang begitu besar, utamanya dalam hal finansial, menjadi pertimbangan yang cukup besar sebelum berani membuat komitmen dengan seseorang.


2. Mementingkan Ego

Sebuah penelitian mengungkapkan, kaum muda merasa kesulitan untuk memprioritaskan kepentingan orang lain di atas kepentingannya sendiri. Hal ini ternyata didukung oleh situasi saat milenial tumbuh dewasa, yang lebih mengutamakan diri sendiri daripada orang lain.

Kaum muda juga terbiasa untuk hidup mandiri dan tidak menggantungkan diri pada orang lain.


3. Terbuka Terhadap Seks Pranikah

Banyak pasangan muda yang lebih terbuka dengan budaya seks pranikah dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Kaum muda zaman sekarang lebih cenderung menerima konsep tersebut sehingga pernikahan menjadi kurang esensial dalam hal mendapatkan pasangan hidup.


4. Takut Pernikahan Gagal

Pada era keterbukaan informasi seperti sekarang ini, segala macam informasi bisa didapatkan dengan mudah, termasuk informasi yang bersifat pribadi seperti perceraian.

Begitu banyak kisah kegagalan pernikahan dari public figure, selebriti, maupun tokoh-tokoh panutan, yang tersebar luas di media massa. Hal ini juga memberi dampak pada kaum muda untuk berpikir ulang untuk membangun sebuah pernikahan.


5. Kurang Pondasi Agama dan Sosial

Generasi sebelumnya dirasa lebih peduli dengan nilai-nilai agama dan aturan-aturan sosial di masyarakat. Sedangkan para milenial umumnya lebih liberal dan mendefinisikan hubungan personalnya dengan lebih bebas dan fleksibel.


6. Menghendaki Kebebasan

Pernikahan dianggap sebagai sebuah ikatan yang akan membatasi kehidupan seseorang. Karena itu, kaum muda lebih nyaman dengan kehidupan yang masih memberinya banyak pilihan dan tidak ada orang yang memaksa mereka melakukan suatu hal yang tidak diinginkannya.


7. Tidak Membutuhkan Pasangan

Mungkin alasan ini terdengar kurang masuk akal. Namun faktanya, banyak milenial memilih hidup melajang karena mereka merasa tidak membutuhkan pasangan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya, termasuk untuk berhubungan seks.

Bahkan di Jepang, sudah ada budaya “sekkusu shinai shokogun”, yang berarti “sindrom melajang”. Sindrom ini melanda para kaum muda yang tidak lagi tertarik pada hubungan seks dengan siapapun.

Hal inilah yang membuat Jepang menjadi salah satu negara dengan angka kelahiran terendah di dunia. Waduh!

Bagaimana dengan kamu, guys?

 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait