URtrending

Akun @aliskamugemas Ungkap Kasus Predator Seksual dari Dating Apps

Nivita Saldyni, Sabtu, 16 Januari 2021 18.13 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Akun @aliskamugemas Ungkap Kasus Predator Seksual dari Dating Apps
Image: Ilustrasi kencan online

Jakarta - Kasus predator seksual dengan modus kenalan lewat aplikasi kencan kembali terjadi. Mirisnya, pelaku merupakan pemain lama yang hingga saat ini masih terus diburu keberadaannya.

Dalam sebuah thread yang dibagikan Jumat (15/1/2021), seorang netizen dengan akun Twitter @GRESAIDS memberikan peringatan kepada seluruh perempuan agar tak menjadi korban.

“Buat semua perempuan di daerah Semarang, Magelang, Solo, DIY dan sekitarnya dan lagi maen aplikasi dating ati-ati ya kalo match sama cowo ini, dia bisa pake nama E D, L, P dll banyak bgt, korban dia udah gak dikit lagi,” cuit Grace, pemilik akun tersebut.

Lewat cuitan tersebut, Urbanasia pun kemudian menemukan sebuah akun Instagram yang vokal mengawal kasus-kasus yang menimpa para korban si predator seksual ini. Akun tersebut adalah @aliskamugemas.

Mengapa menggunakan nama Alis Kamu Gemas? Mungkin itu yang jadi pertanyaan kamu saat ini, Urbanreaders. Setelah ditelusuri nama ini ternyata jadi senjata D untuk mendapatkan mangsanya. Yap, D menjerat mangsa dengan rayuan gombal dan memuji kecantikan para korban, terutama alis mereka dan mengatakan ‘alis kamu so gemas’.

Para korban mengaku bahwa D memang punya tampang yang lumayan. Selain itu, latar pendidikan yang ‘dijual’ kepada para korban juga cukup menyakinan bahwa dia orang berpendidikan. Bagaimana tidak? Pria yang kabarnya sudah berusia 30 tahun itu mengaku lulusan S2 UGM dan S3 di Swiss. Dia pun dengan bangga mengenalkan diri kepada para korban sebagai staff di salah satu kementerian.

Semua itu menjadi bekalnya untuk menjaring mangsa lewat aplikasi kencan. Parahnya bukan hanya dari satu aplikasi guys, pelaku punya banyak aplikasi dengan nama yang berbeda-beda. Bahkan parahnya korbannya juga banyak yang masih di bawah umur.

Dari aplikasi tersebut, D biasanya menggiring calon korban untuk pindah ke aplikasi chatting. Dari sanalah ia menjalin komunikasi dengan calon korban. Kemudian dari sana satu per satu perempuan dijadikannya pacar. Sayangnya status itu hanya alibi untuk melancarkan aksinya. Sebab menurut pengakuan para korban di akun Instagram @aliskamugemas, D ini tak hanya menjalin hubungan dengan satu perempuan. Ia seringkali menjalin banyak hubungan dalam waktu yang bersamaan.

Dengan status tersebut, pelaku dengan bebas memanggil para korban ke tempat tinggal atau tempat menginapnya saat berada di kota lain. Di sanalah ia mulai melancarkan aksi dengan melakukan pelecehan seksual dan memaksa korban untuk menuruti nafsu bejatnya. Parahnya, ia tak pernah menggunakan pengaman saat melakukan hubungan badan itu. 

Alhasil, banyak korban yang mengaku menderita penyakit kelamin hingga hamil akibat perbuatan pelaku. Parahnya bukan hanya pelecehan, D juga tak segan melakukan kekerasan dan pemaksaan kepada para korbannya. Mulai dari perekaman, pemaksaan aborsi, dan tak sedikit juga yang diporoti habis duitnya atau diambil barang-barang pribadinya.

Korbannya pun tak main-main, bukan cuma satu dua atau puluhan, bahkan sudah lebih dari 150 korban yang kabarnya telah mengadu ke akun Instagram @aliskamugemas. Sementara pelaku? Kabarnya tengah ‘berkeliaran’ di Semarang.

Lalu pertanyaannya, mengapa pelaku masih terus eksis sampai saat ini? Apakah belum ada yang melaporkannya ke polisi?

“Yang harus lapor langsung ke polisi itu korban dan malangnya korban-korban ini takut sex tape mereka disebarkan krn gak sedikit korban yg udah punya kerjaan tetap dan pastinya malu sekaligus takut,” kata Grace di Twitternya, Sabtu (16/1/2021)

Parahnya, hingga saat ini banyak korban dan pejuang hak para korban yang malah mendapat ancaman. Mereka mengatakan mendapat ancaman dari orang yang mengaku sebagai pengacara si predator. Dengan kedok tersebut, si ‘pengacara’ bahkan tak sungkan meminta bukti kepada para korban.

Jadi guys, berhati-hati lah!

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait