URtech

Alasan Konten Porno di Twitter Susah Dihilangkan

Afid Ahman, Kamis, 7 Januari 2021 12.37 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Alasan Konten Porno di Twitter Susah Dihilangkan
Image: Ilustrasi film porno. (Freepik)

Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah berupaya menghapus akun yang memuat konten porno di Twitter. 

Namun bak kata pepatah mati satu tumbuh seribu, setelah diberantas Kominfo, malah muncul akun-akun lain yang menampilkan konten foto maupun video dewasa.

Saking banyak dan mudahnya mengakses konten porno di Twitter, beberapa akun artis bahkan politikus di Tanah Air pernah terciduk nge-like unggahan konten tersebut.

Kepala Biro Hubungan Masyarakat Kominfo, Ferdinandus Setu sempat mengungkap pihaknya terus memblokir konten porno di internet. Tahun lalu saja ratusan konten di medsos di-take down.

Tapi memberantas konten pornografi di Twitter bukanlah perkara mudah. Sebab ada perbedaan regulasi di setiap negara.

"Di beberapa negara, pornografi dewasa dianggap sebagai sebuah industri. Hal ini tentu berbeda dengan peraturan yang ditetapkan di Indonesia. Makanya, itulah kenapa konten pornografi di Twitter sudah kami take down, tapi masih beredar banyak. Kalau di negara-negara asing, konten pornografi tertentu bisa dibuka, di Tanah Air enggak bisa," ujar pria yang disapa Nando.

Tapi Kominfo tidak menyerah pada keadaan. Mereka berencana memasang mesin baru untuk memblokir situs dan konten negatif. Selama ini Kominfo hanya mengandalkan mesin AIS saja.

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Semuel Pangerapan mengatakan mesin AIS cukup efektif untuk mengatasi konten pornografi. Namun Kominfo ingin memperluas penanganan.

“Saat ini pemerintah melakukan penelusuran di dunia maya dengan mesin AIS untuk konten negatif. Begitu ditemukan, maka pemerintah akan meminta operator seluler untuk memblokir konten dan situs tersebut.” terang Semuel.

Nah dengan mesin pemblokir baru yang ingin dibeli, Kominfo bisa memblokir sendiri situs negatif. Jadi tidak lagi meminta operator seluler. Pembelian mesin tersebut direncanakan 2021 ini.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait