URguide

Alasan Sebenarnya Kenapa Orang Selingkuh dari Pasangan

Suci Nabila Azzahra, Rabu, 25 Mei 2022 19.15 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Alasan Sebenarnya Kenapa Orang Selingkuh dari Pasangan
Image: Ilustrasi terjadinya pertengkaran akibat ada yang selingkuh (Foto: pinterest)

Jakarta - Selingkuh atau pengkhianatan adalah pelanggaran dalam hubungan yang sulit dimaafkan. Pada saat sekarang ini, kabar perselingkuhan sering banget kita dengar.

Mulai dari kisah Aris dan Kinan dalam 'Layangan Putus', sampai yang terbaru kabar dari pasangan internasional yaitu Liam Payne dan Maya Henry. Lalu, kamu penasaran nggak sih kenapa seseorang bisa selingkuh? Apa alasannya?

Dilansir dari Scientific American pada 25 Mei 2022, Psikolog Profesor Gary W. Lewandowski, Jr., Monmouth University mengatakan ada banyak alasan mengapa orang selingkuh dan polanya lebih kompleks daripada yang digambarkan oleh stereotip umum.

Ada penelitian yang melibatkan 495 orang (87,9 persen di antaranya diidentifikasi sebagai heteroseksual). Mereka direkrut melalui kelompok peserta di sebuah universitas besar AS dan disurvei melalui Reddit.

Mereka mengaku selingkuh dan setelah menjawab pertanyaan ‘Mengapa Kamu melakukannya?' ternyata ada delapan alasan utama alasan terjadinya perselingkuhan.

Diantaranya yaitu marah pada pasangan, harga diri, kurangnya cinta, komitmen rendah, kebutuhan akan variasi, pengabaian, hasrat seksual, dan situasi atau keadaan. Motivasi-motivasi ini nggak hanya memengaruhi alasan orang berselingkuh, tetapi juga berapa lama mereka melakukannya.

Meskipun sebagian besar perselingkuhan melibatkan  aktivitas seks, tetapi faktanya hal tersebut bukan termasuk faktor utama. Sebagian besar peserta merasakan kenyamanan dan adanya keterikatan emosional dengan si selingkuhan. Itu karena mereka merasa diabaikan atau kurangnya cinta dalam hubungan utama mereka.

Sekitar dua pertiga partisipan (62,8 persen) mengaku mengungkapkan adanya rasa nyaman dan sayang terhadap pasangan baru mereka. Dan dengan proporsi yang hampir sama (61,2 persen) terlibat dalam dialog eksplisit secara seksual. Sekitar 4 dari 10 (37,6 persen) melakukan percakapan intim, sementara 1 dari 10 (11,1 persen) sudah terlanjur cinta.

Sebagian besar aktivitas seksual terbatas pada berciuman (86,7 persen) dan berpelukan (72,9 persen). Faktanya, penelitian tersebut menemukan bahwa hanya separuh dari para pelaku selingkuh yang dilaporkan tidur dengan selingkuhannya.

Pada akhirnya, hanya sepertiga peserta yang akhirnya mengakui perselingkuhan tersebut kepada pasangan utama mereka. Pelaku yang perempuan lebih cenderung memilih mengaku daripada pria.

Jadi, apakah perselingkuhan benar-benar merupakan perusak hubungan? Selingkuh lebih mungkin untuk mengakhiri suatu hubungan ketika itu muncul dari kemarahan, kurangnya cinta, komitmen rendah atau pengabaian. Anehnya, hanya satu dari lima (20,4 persen) hubungan yang berakhir karena perselingkuhan.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait