URnews

Apa Sih Bedanya Psikopat dan Sosiopat?

Itha Prabandhani, Senin, 9 Maret 2020 08.20 | Waktu baca 3 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Apa Sih Bedanya Psikopat dan Sosiopat?
Image: istimewa
Jakarta - Kasus pembunuhan balita yang dilakukan oleh remaja 15 tahun belum lama ini, mengejutkan banyak orang. Banyak orang berkomentar miring dan menghujat melalui kolom komentar di berita-berita yang ditayangkan. Ada juga orang menyebut si pelaku sebagai psikopat, sosiopat, atau 'gila'.

Sebenarnya apa sih perbedaan antara psikopat dan sosiopat? Urbanasia ingin membahasnya lebih dalam biar kita semua bisa lebih paham perbedaannya.
 
Sama-sama Gangguan Mental

Kita bahas lebih dahulu persamaannya ya, guys? Psikopat dan sosiopat, sebenarnya adalah sama-sama tipe gangguan mental yang termasuk dalam kategori ASPD (Antisocial Personality Disorder). 
 
Seseorang dengan gangguan mental kategori ini, biasanya memiliki setidaknya 3 hal dari perilaku berikut ini:
• Impulsif dan tidak terencana
• Agresif dan sering terlibat dalam perkelahian
• Kerap terlibat dalam tindak kriminalitas dan melawan hukum
• Suka berbohong
• Tidak peduli pada keselamatan diri sendiri dan orang lain
• Tidak ada rasa penyesalan

Kecenderungan tersebut biasanya muncul sebelum usia 15 tahun. Sehingga, ketika mereka dewasa, mereka sudah sangat matang sebagai seorang psikopat atau sosiopat.
 
Psikopat Biasanya Karena Faktor Genetika

Dalam penelitian Psikologi, dipercayai bahwa seorang yang memiliki gangguan psikopat biasanya karena faktor genetika atau bawaan sejak lahir. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa psikopat bisa terjadi akibat trauma masa kecil. 
 
Secara medis, orang dengan gangguan ini, memiliki kelainan pada bagian otak yang mengontrol perasaan, rasa bertanggung jawab, dan dorongan untuk bertindak.

Orang psikopat akan merasa kesulitan untuk membangun hubungan yang nyata dan mendalam dengan orang lain. Mereka tidak akan tulus dalam berhubungan dengan orang lain karena cenderung bersikap manipulatif dan memanfaatkan orang lain.

Sayangnya, orang psikopat seringkali tampil sebagai sosok yang menarik, dapat dipercaya, dan hidup di masyarakat secara “normal”. Bahkan, mereka juga bisa berkeluarga dan terlihat sangat mencintai pasangannya. Ketika psikopat ingin melakukan kejahatan, biasanya mereka akan merencanakan dengan sangat teliti dan hati-hati, dan memastikan bahwa kejahatannya tidak akan terungkap.

Sosiopat Biasanya Karena Faktor Lingkungan

Berbeda dengan psikopat, seorang sosiopat biasanya terbentuk karena faktor lingkungan. Antara lain, cara didik anak semasa kecil, suasana rumah yang negatif, kekerasan fisik, kekerasan emosional, dan trauma masa kecil.

Sosiopat biasanya lebih menampakkan tindakan impulsifnya, sementara psikopat cenderung tampak baik dari luar. Sosiopat akan cenderung mudah marah dan tersulut emosinya, yang seringkali berujung pada tindak kekerasan.

Di dalam masyarakat, sosiopat juga tidak terlalu menonjol dan cenderung menutup diri. Mereka juga cenderung labil emosinya dan merasa kesulitan untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Seorang sosiopat bisa terlihat tidak bahagia dengan kehidupannya dan iri terhadap keberhasilan orang lain.

Ketika melakukan kejahatan, biasanya mereka didorong oleh emosi sesaat dan tidak terencana dengan baik. Mereka tidak terlalu mempedulikan konsekuensinya untuk diri mereka sendiri. Dengan kata lain, mereka menyadari kalau ada yang salah dengan dirinya, namun tidak peduli dengan pendapat orang lain.

Mana yang Lebih Berbahaya?

Baik psikopat maupun sosiopat, mempunyai risiko yang sama besar terhadap masyarakat sekitarnya. Orang-orang yang berhubungan dengan mereka seringkali tidak menyadari gangguan ini karena mereka terlihat “normal” dalam kehidupan sehari-hari.

Meski begitu, psikopat perlu lebih diwaspadai karena mereka lebih tidak punya rasa penyesalan atas perbuatannya. Mereka bisa melakukan tindakan itu tanpa ada perasaan sama sekali. Dengan kata lain, mereka tidak menyadari bahwa dirinya 'sakit jiwa'.
 
Waspadai Tanda-tandanya

Kedua gangguan mental ini biasanya sudah dapat terdeteksi sejak dini. Begini tanda-tandanya, guys:
• Bersikap kasar terhadap orang lain dan terhadap binatang
• Suka merusak barang-barang
• Suka berbohong dan mencuri
• Melakukan tindakan yang melanggar hukum

Seorang anak yang menunjukkan perilaku-perilaku tersebut, sangat berpotensi memiliki gangguan kepribadian antisosial.

 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait