URtech

Awas! WhatsApp Pink Itu Virus, Bisa Retas Ponsel

Afid Ahman, Senin, 19 April 2021 16.30 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Awas! WhatsApp Pink Itu Virus, Bisa Retas Ponsel
Image: The News

Jakarta - Pakar keamanan cyber telah memperingatkan pengguna agar tidak terjerumus ke dalam mangsa tautan virus yang mengklaim dapat mengubah Whatsapp menjadi warna pink dan hadir dengan fitur-fitur baru.

Menurut pakar begitu mengklik tautan yang mengklaim sebagai pembaruan resmi dari Whatsapp akan meretas ponsel pengguna dan dapat mengambil alih akun.

“Waspadalah terhadap WhatsApp Pink !! Virus sedang menyebar di grup WhatsApp dengan tautan unduhan APK. Jangan klik tautan apa pun dengan nama #WhatsappPink. Akses lengkap ke ponsel Anda akan hilang, ”pakar keamanan siber Rajshekhar Rajaharia dilansir dari Financial Express.

Sementara Direktur firma intelijen dunia maya Voyager Infosec, Jiten Jain, mengatakan bahwa pengguna sangat disarankan untuk tidak pernah menginstal APK atau aplikasi seluler apa pun selain yang tersedia di App store resmi Google atau Apple.

“Aplikasi berbahaya semacam itu dapat digunakan untuk membahayakan ponsel Anda dan mencuri data pribadi seperti –foto, sms, kontak, dll. Malware berbasis keyboard dapat digunakan untuk melacak semua yang Anda ketik. Ini dapat digunakan untuk menangkap dan mencuri kata sandi bank. Kasus Pink Whatsapp atau Whatsapp Gold saat ini juga kasus malware yang menyamar sebagai aplikasi fitur whatsapp palsu,” jelas Jain.

Whatsapp sendiri sudah menanggapi hal ini dan meminta pengguna berhati-hati.

“Siapa pun bisa mendapatkan pesan yang tidak biasa atau mencurigakan di layanan apa pun, termasuk email, dan kapan pun itu terjadi, kami sangat menganjurkan semua orang untuk berhati-hati sebelum menanggapi atau terlibat. Khususnya di WhatsApp, kami juga merekomendasikan agar orang-orang menggunakan alat yang kami sediakan di dalam aplikasi untuk mengirimi kami laporan, melaporkan kontak, atau memblokir kontak," ujar pihak WhatsApp.
 

--

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait