Aturan Privasi Baru WhatsApp Berlaku Bulan Depan, Ini Dampak ke Pengguna

Jakarta - Sebulan lagi atau tepatnya 15 Mei, WhatsApp akan mulai memberlakukan aturan privasi barunya. Apa dampak kebijakan baru tersebut kepada pengguna?
1. Tidak Bisa Kirim Pesan
Pengguna yang tak setuju pada aturan privasi baru ini dipastikan tidak bisa lagi menggunakan aplikasi WhatsApp. Alhasil pengguna tidak dapat mengirimkan pesan.
Bila tidak sepakat dengan kebijakan privasi baru pengguna akan dikategorikan tidak aktif. WhatsApp akan memberikan waktu 120 hari untuk menimbang-nimbang.
Kalau tetap tidak mau menerima kebijakan privasi baru sampai kapanpun, WhatsApp akan menghapus akun. Namun pengguna dimungkinkan untuk mengekspor riwayat chat sebelum akunnya dihapus permanen.
2. Percakapan pribadi tidak dipantau
WhatsApp memastikan tidak membaca ataupun mendengarkan obrolan di chat pribadi, baik teks maupun audio. Sebab mereka mengaktifkan fitur enkripsi end-to-end.
"Percakapan pribadi Anda tetap terlindungi oleh enkripsi end-to-end. Ini berarti tidak seorang pun di luar chat Anda, termasuk WhatsApp atau Facebook, yang dapat membaca atau mendengarkannya," kata WhatsApp.
3. Bisnis lebih mudah
Kebijakan terbaru ini diklaim bikin WhatsApp Business lebih mudah, termasuk memberikan pertanyaan dan jawaban secara cepat.
"Untuk memastikan bahwa pemilik bisnis dapat merespons pelanggan dengan cepat, bisnis-bisnis ini mungkin menggunakan Facebook sebagai penyedia teknologi untuk mengelola sebagian respons atas nama bisnis. Ketika hal ini terjadi, kami akan secara jelas melabeli chat tersebut," jelas WhatsApp.
Nantinya akun bisnis akan terkoneksi dengan Facebook untuk mendapatkan data obrolan bisnis. Diharapkan dapat membantu pengguna WhatsApp Bisnis memonetisasi layanannya dengan lebih baik.
Seperti diketahui Whatsapp sempat menunda pemberlakuan kebijakan privasi baru dari sebelumnya Februari menjadi 15 Mei. Ini lantaran kebijakan tersebut menimbulkan kesalahpahaman pada penggunanya.
Akibat pembaruan kebijakan dan privasi itu membuat jutaan pengguna WhatsApp membelot ke layanan pesaingnya, seperti Telegram dan Signal.