URtech

Banjir Tontonan

Firman Kurniawan S, Senin, 21 November 2022 17.12 | Waktu baca 6 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Banjir Tontonan
Image: TV/Freepik by User15145147

PILIHAN pengisi waktu yang dapat dipilih Gen Z, juga bagi generasi yang lebih senior, Gen Milenial, Gen X maupun para baby boomers, 5 tahun belakangan ini jadi lebih beragam. Alternatif yang tersedia, kini tak hanya bisa ditempuh melalui penggunaan media sosial, portal berita, games atau aplikasi obrolan saja. Tersedia berbagai pilihan layanan, melalui over the top (OTT) video streaming dengan genre maupun tema yang beragam.

Berdasar data yang diterbitkan DataIndonesia.Id, Juli 2022, dan dimuat dalam artikel Shilvina Widi, 2022, dengan judul ‘Berebut Ceruk Pasar Potensial Streaming Video di Indonesia’, tak kurang dari 12 entitas penyedia layanan OTT video streaming telah menyediakan layanannya di negara ini.

Sebut saja dari yang paling banyak penggunanya: Netflix, Disney+ Hotstar, Youtube premium, Viu, Vidio, We TV, Iflix, HBO Go, iQIYI, Mola TV, Go Play hingga yang tak terlalu popular di masyarakat, Amazon Prime Video.

Netflix, yang telah beroperasi di Indonesia sejak 2016, punya pangsa pasar sebesar 69%. Diikuti peringkat berikutnya, Disney+ Hotstar dengan 62% pangsa pasar. Pada urutan terbawah, Amazon Prime Video dengan persentase pengguna sebesar 8%, dari seluruh jumlah penikmat OTT video streaming.        

Sedangkan jika dilihat berdasar komposisi umur penggunanya, masih dari sumber data yang sama dengan uraian di atas, penikmat layanan hiburan ini, 29% berusia 25-34 tahun. Kemudian diikuti 23% berusia 16-24 tahun, dan terdapat 21% pengguna yang berusia 35-44 tahun.

Tak ketinggalan, Gen X yang berusia 45-54 tahun tercatat sebanyak 17% dan baby boomers yang berusia di atas 55 tahun, tercatat sebanyak 10% sebagai pengguna layanan ini.

Lamanya waktu menonton oleh pengguna Indonesia, rata-rata sebanyak 41,4 jam perbulan. Durasi ini mengalami peningkatan sebesar 93% dibanding durasi sebelum merebaknya pandemi Covid-19, di tahun 2020. Ini dapat dipahami, selama pandemi aktivitas masyarakat Indonesia berpusat di rumah: work from home, school from home, hingga pray from home.

Tak heran, di sela-sela berkegiatan di rumah itu, menonton video streaming adalah pembunuh bosan yang manjur. Jika dibanding negara-negara tetangga, peningkatan jumlah jam menonton itu jadi yang paling tinggi. Waktu rata-rata menonton di negara-negara Asia Tenggara lainnya, sebesar 32 jam perbulan.

Banjirnya tontonan yang dapat dipilih oleh masyarakat Indonesia itu, mendatangkan berkah. Ini terjadi akibat persaingan antar penyedia layanan. Jumlah penyedia OTT video streaming yang tak kurang dari 12 entitas, memberikan keleluasaan bagi penggunanya untuk memilih.

Mulai memilih penyedia yang mampu memberikan harga termurah, memilih berdasarkan kekerapan penambahan judul-judul baru, hingga memilih penyedia variasi genre maupun tema tontonan yang paling beragam. Keleluasaan ini, tentu memaksa entitas penyedia layanan untuk memberikan produk terbaiknya. Tak lain, agar pengguna betah. Tak pindah ke layanan pesaing.

Alih-alih menyediakan tontonan dengan biaya mahal, seluruh entitas layanan menyediakan biaya berlangganan yang murah. Bahkan jauh lebih murah jika dibandingkan dengan harga tiket untuk menonton hiburan yang sama, di gedung bioskop.

Berdasar data yang diterbitkan DataIndonesia.Id, 2022 pula, didapatkan kenyataan: pengguna layanan video streaming Indonesia sangat gandrung terhadap film-film asal Korea. Ini menempati 73% preferensi pengguna. Yang kemudian diikuti film-film Amerika, sebesar 69%. Sedangkan film Indonesia digemari oleh 67% pengguna. Film Jepang maupun film Eropa, sama-sama digemari oleh 43% pengguna layanan video streaming.

Hari ini, Gen Z maupun milenial yang sering dikeluhkan sebagai generasi yang enggan membaca buku, menolak dipaksa mengkonsumsi informasi dalam bentuk teks, tak perlu risau. Ketersediaan informasi untuk keperluan pengembangan ilmu pengetahuan, tersedia berlimpah dalam format hiburan.

Banjirnya tontonan akibat persaingan yang terjadi di antara penyedia layanan OTT video streaming, membawa berkah tersedianya format informasi yang dikemas dengan cara menarik. Genre-nya pun beragam. Selain drama, horor, komedi, aksi laga, juga tersedia tontonan bergenre dokumenter. Seluruhnya bermanfaat bagi pengembangan pemahaman, sebagai alternatif format bacaan.

Material-material yang terkait informasi sejarah suatu peristiwa, mekanisme merebaknya penyakit menular, cara kerja mesin yang digerakkan artificial intelligence, bahaya radiasi kebocoran pembangkit nuklir, modus-modus kejahatan siber, hingga cara pemimpin diktator di berbagai negara saat meraih kekuasaannya, ditampilkan dalam genre ini.

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait