URtrending

Belva Mundur dari Stafsus, Pengamat: Agar Lebih Profesional Jalankan Bisnis

Ardha Franstiya, Selasa, 21 April 2020 21.23 | Waktu baca 2 menit
WhatsApp ShareFacebook ShareTwitter ShareLinkedin Share
Belva Mundur dari Stafsus, Pengamat: Agar Lebih Profesional Jalankan Bisnis
Image: Belva Devara. (Instagram @belvadevara)

Jakarta - Pengamat Ekonomi, Bhima Yudhistira mengapresiasi langkah Belva Devara karena memilih mundur dari jabatannya sebagai staf khusus (stafsus) Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Ia menilai, keputusan Belva ini menjadi bentuk pertanggung jawaban untuk lebih profesional dalam menjalankan bisnisnya.

"Belva telah menunjukkan bahwa milenial harus memiliki integritas dan bisa menghindari konflik kepentingan yang muncul ketika berada dalam posisi di pemerintahan," jelas Bhima dalam keterangan tertulisnya, Selasa (21/4).

Meskipun begitu, Bhima mengecualikan bahwa permasalahan terkait Kartu Prakerja tidak serta merta tuntas dengan mundurnya Belva.

"Pertama, masih perlu dilakukan penyidikan terkait MoU mitra pelaksana Kartu Prakerja yang dilakukan sebelum Peraturan teknis dikeluarkan Pemerintah," terangnya.

"Kedua, Kartu Prakerja tidak menjawab persoalan krisis yang dihadapi, bahwa korban PHK lebih membutuhkan bantuan berupa cash transfer/ BLT dibandingkan dengan pelatihan online," lanjut Bhima.

Menurutnya, untuk mencegah pemborosan anggaran, sebaiknya Pemerintah membatalkan pendaftaran gelombang kedua, dan mengalihkan seluruh anggaran Kartu Prakerja agar berdampak langsung pada daya beli masyarakat yang terkena COVID-19.

"Ketiga, dibandingkan memberikan pelatihan online, lebih baik Pemerintah memberikan subsidi internet selama 3-5 bulan kepada seluruh rakyat Indonesia sehingga masyarakat bisa mengakses konten pelatihan serupa di Youtube dan platform gratis lainnya," tambahnya.

Melihat mundurnya Belva dari stafsus, Bhima mengajak stafsus milenial lainnya yang memiliki konflik kepentingan antara bisnis dan jabatan publik untuk mengikuti jejak Belva.

"Memilih salah satunya tetap menjadi Staffsus atau profesional melanjutkan bisnis startupnya," tuturnya.

Nama Bhima sendiri mulai santer, karena sempat mengajak Belva untuk berdebat soal kartu prakerja. Ia mengkritik posisi Ruangguru yang terlibat dalam program Kartu Prakerja dengan nilai anggaran mencapai Rp 20 triliun.

"Karena posisi Belva sudah tidak lagi menjadi Staff Khusus, maka berakhirlah undangan debat yang saya ajukan. Saya tidak memiliki masalah dengan Belva secara personal, melainkan hanya ingin mengajak bertukar pandangan terkait posisinya sebagai Staff Khusus Presiden," tutup Bhima. 

Komentar
paper plane

Berita Terkait
    Berita Terkait